Hutang luar negeri. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah terus memastikan membutuhkan dana besar untuk menggenjot pembanbangunan infrastruktur. Untuk itu, salah satu instrumen pembiayaannya, pemerintah mengincar dana dari Surat Utang Negara (SUN) di pasar modal.

Apalagi memang, tren investasi di obligasi, terutama di SUN itu kian positif. Sehingga, Tim Pengembangan Pasar Surat Utang (TPPSU) itu menerbitkan Kontrak Berjangka Surat Utang Negara (KBSUN) atau Indonesia Government Bond Futures. Ini menjadi instrumen investasi baru di pasar modal Indonesia.

TPPSU sendiri terdiri dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR – Kemenkeu), Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI).

“Peluncuran KBSUN dilakukan untuk menambah ragam produk investasi di pasar modal Indonesia dan meningkatkan likuiditas pasar surat utang,” ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya, di Jakarta, ditulis Selasa (9/5).

KBSUN ini, kata dia, dapat menjadi instrumen investasi tambahan yang bersifat lindung nilai bagi perbankan, reksa dana, investor institusional, dana pensiun, dan perusahaan asuransi yang berfungsi untuk menjaga risiko investasi SUN itu.

Pada implementasi tahap awal ini, lanjutnya, aset dasar yang akan digunakan dalam produk investasi KBSUN ini adalah SUN dengan seri acuan (benchmark) 5 tahun dan SUN dengan seri acuan 10 tahun.

“Apalagi memang, seiring dengan berkembangnya pasar obligasi atau surat utang di Indonesia, perbankan, reksa dana, investor institusional, dana pensiun, dan perusahaan asuransi, mereka itu telah menanggung porsi besar dari risiko tingkat suku bunga atas investasi mereka di obligasi atau surat utang,” paparnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka