Berdasarkan data yang diterbitkan BI pagi ini, kurs rupiah berada di angka Rp13.329 per dolar AS, terdepresiasi tipis 0,2% atau 3 poin dari posisi 13.326 kemarin. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,03% atau 4 poin ke Rp13.327 per dolar AS di pasar spot, setelah dibuka dengan penguatan hanya 0,01% atau 1 poin di Rp13.330.‎ AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah pada sesi penutupan hari ini terlihat sama-sama mengalami pelemahan.

Namun pelemahan ini bukan berarti pasar merespon negatif hasil putusan majelis hakim terkait kasus penodaan agama yang dilakakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang divonis dua tahun penjara.

Menurut analis senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, putusan dua tahun ini sempat membuat pemberitaan yang besar di media asing. Sehingga sempat terdampak sesaat dan membuat pelaku pasar melakukan profit taking atau aksi ambil untung.

“Justru pelamahan di pasar modal dan pasar uang itu karena sentimen global. Pelaku pasar hanya memanfaatkan sidang Ahok untuk profit taking. Sehingga seolah-olah sidang Ahok yg membuat IHSG dan rupiah melemah,” tegas Reza di Jakarta, Selasa (9/5).

Dikutip dari Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp13.352 atau melemah 57 poin alias 0,43 persen dari angka pembukaan di posisi Rp13.319. Sementara IHSG ditutup di posisi 5.697 atau anjlok 10,806 poin atau 0,19 persen dari pembukaan tadi pagi di posisi 5.730.

“Jadi, sebetulnya tidak demikian (pelemahan karena putusan Ahok), melainkan lebih ke sentimen (global)yang sesaat. Yaitu berupa mulai terhalangi dengan imbas pelemahan herga coal (batu bara) global,” jelas Reza.

Pasalnya, kata dia, kondisi pasar internasional sendiri saat ini cenderung alami pelemahan. Sehingga tren IHSG yang sempat menguat pun terpatahkan.

“Kondisi market global itu memang cenderung negatif saat ini, jadi posisi IHSG yang sedang dalam tren kenaikan mencari sentimen yang bisa mematahkan hal ini, sehingga dimanfaatkan pasar untuk sedikit profit taking,” pungkasnya.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka