Semarang, Aktual.co —Kementerian Sosial RI identifikasi ulang anak yatim piatu dari pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang terpisah dari keluarganya. Sebab mereka kini bercampur di pengungsian di Aceh.
Menteri Sosial Khafifah Indar Parawansa mengaku saat menanyakan kepada anak-anak itu di mana orangtua atau keluarganya, selalu dijawab sudah meninggal.
“Selalu saya tanya kakek neneknyadi mana, om tante di mana, jawaban mereka pada posisi sebatang kara. Artinya mereka membutuhkan recovery social dan pola asuh yang lebih kondusif,” ucap Khofifah, di Semarang, Minggu (31/5).
Menurutnya, pola asuh yang kondusif terhadap anak-anak di pengungsian begitu dibutuhkan. Bahkan, terkait pola asuh sudah dirancang dengan beberapa solusi.
Kemensos berencana mengurus sendiri anak-anak pengungsian di lembaga sosial, yakni Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA).
Bahkan, ujar Khofifah, sudah banyak pesantren yang menawarkan ke pemerintah untuk mengasuh mereka.
“Kita siap mengurus sendiri anak-anak pengungsian itu di lembaga yang dikelola saat ini. Memang ini tempat pengasuhan dan save house bagi anak-anak,” ujar dia.
Pasca identifikasi anak-anak selesai, lanjut Khofifah, pihaknya akan segera menyampaikan berbagai usulan pada rapat koordinasi Menkopolhukam dan rakor PMK.
“Nanti posisi keputusan pemerintah seperti apa. Intinya kita akan sampaikan, ” imbuh mantan Ketua Muslimat NU itu.
Langkah selanjutnya, mereunifikasi para pengungsi asal dua negara tersebut. Dari pendataan sementara, tercatat cukup banyak satu keluarga yang terpisah pengungsiannya di beberapa negara.
“Banyak ibu-ibu dari anak-anak ini yang kapalnya mendarat di Aceh, tapi suaminya ikut perahu yang akhirnya mendarat di Malyasia,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh:

















