Aksi pencari suaka geruduk Kantor UNHCR. Mereka meminta kejelasan kepada UNHCR terkait kepengurusan administrasi agar dapat menetap di negara pihak ketiga. AKTUAL/Munzir
Sejumlah pencari suaka melakukan aksi didepan Kantor Organisasi PBB untuk urusan Pengungsi (UNHCR), Jakarta, Rabu (8/2/2017). Dalam aksinya, para pencari suaka meminta kejelasan kepada UNHCR terkait kepengurusan administrasi agar dapat menetap di negara pihak ketiga. AKTUAL/Munzir

Helsinki, Aktual.com – Uni Eropa seharusnya memiliki lebih banyak persyaratan bagi dana pembangunan yang diperuntukkan bagi beberapa negara anggota dalam kerangka anggaran berikutnya, kata Menteri Keuangan Finlandia, Kamis (11/5). Ia mengatakan bahwa mereka harus berbuat lebih banyak untuk berbagi biaya karena menerima migran.

Negara Uni Eropa Timur yang merupakan salah satu penerima manfaat utama dana pembangunan, seperti Polandia dan Hungaria, telah menolak untuk menerima migran yang dialokasikan untuk mereka berdasarkan skema kuota Uni Eropa yang dimaksudkan untuk menangani masuknya migran ke Eropa sejak tahun 2015.

“Mendukung negara anggota baru dan berkembang adalah bagian penting dari proyek Eropa, ” kata Petteri Orpo.

“Tapi kalau kita melihat ke depan, dan pada krisis migran, kita tidak bisa hanya diam saat pembayaran dari kontributor diterima, tapi berbagi beban tidak. “Keengganan negara-negara yang sebelumnya komunis timur untuk menerima migran telah dikritik oleh Uni Eropa barat yang lebih kaya yang telah mengambil sebagian besar pendatang.

Hungaria dan Slovakia minggu ini menolak sistem kuota di Pengadilan Uni Eropa, dan Polandia mendukung klaim tersebut.

Pemerintah kanan tengah Finlandia, setelah membahas target untuk kerangka anggaran Uni Eropa mulai 2021 dan seterusnya, mengatakan pekan lalu dalam sebuah pernyataan bahwa ‘sangat penting bagi pendanaan Uni Eropa selanjutnya dilengkapi dengan persyaratan di masa depan’.

Lebih dari 1 juta migran dan pengungsi memasuki Uni Eropa pada 2015, banyak yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Timur Tengah dan Afrika. Sekitar 32.000 orang pergi ke Finlandia. Pemerintah menanggapi hal itu dengan memperketat kebijakan imigrasi bersama negara-negara Nordik lainnya.

Orpo mengatakan bahwa isu tersebut telah dibahas di antara kontributor lainnya dan negara yang menerima mayoritas migran.

“Jika kita menginginkan Uni Eropa dan pembiayaannya menjadi adil, maka kita perlu bisa membahas hal ini … Tujuan kita adalah setiap orang harus bersama-sama bertanggung jawab. Jika tidak, maka Anda seharusnya tidak mendapatkan uangnya,” kata Orpo, mencatat biaya migrasi kemungkinan akan tetap tinggi.

Uni Eropa telah memangkas pengeluaran untuk dana yang diperuntukkan bagi negara miskin di blok sebagian karena meningkatnya biaya migrasi, yang meningkatkan kekhawatiran di negara-negara anggota Eropa Timur akan adanya pemotongan yang lebih besar di masa depan.

Uni Eropa mengusulkan pada tahun 2015 mendistribusikan hanya 120.000 dari 1,6 juta migran dan pengungsi memasuki blok itu berdasarkan kuota, yang didasarkan pada populasi dan kekayaan suatu negara. (ant)

Artikel ini ditulis oleh: