Yogyakarta, Aktual.com – Meksiko telah melampaui Irak dan Afghanistan menjadi zona konflik kedua paling mematikan dan berbahaya di seluruh dunia setelah Suriah.

Dilansir Bloomberg, Sabtu (13/5), berdasar survei tahunan konflik bersenjata dari International Institute for Strategic Studies (IISS), jumlah orang yang tewas akibat perang antar kartel narkoba di Meksiko meningkat menjadi 23.000 kematian pada tahun 2016, dibanding dengan Afghanista yang hanya 17.000 kematian dan Irak sebanyak 16.000 kematian.

Tingkat pertumpahan darah ini terbilang mengejutkan karena hampir semua kematian disebabkan senjata ringan, bukan oleh persenjataan berat yang lazim digunakan dalam peperangan.

“Konflik di Meksiko tidak disertai adanya artileri, tank ataupun pesawat tempur,” kata Direktur Jenderal IISS, John Chipman, dalam sambutannya saat merilis hasil survei di London, Selasa (9/5) lalu.

Negara-negara bagian di Meksiko telah menjadi medan pertempuran utama para kartel untuk saling bersaing dan berebut pengaruh. Jumlah kematian dan kekerasan terus meningkat seiring mereka yang saling ‘menyapu bersih’ daerah saingan agar dapat memonopoli rute perdagangan narkoba.

Saat ini, Suriah merupakan daerah paling mematikan di muka bumi, konflik berusia enam tahun ini telah menewaskan lebih dari 50.000 jiwa.

Hal ini membuat jumlah total kematian selama perang sipil dan perang proxy ke sekitar 290.000 jiwa, atau hampir tiga kali jumlah terbunuhnya nyawa di Bosnia pada awal 1990an.

Secara keseluruhan, jumlah orang yang terbunuh dalam konflik bersenjata di seluruh dunia turun sedikit di tahun 2016 menjadi 157.000 kematian, dari 167.000 di tahun 2015. Namun, angka tersebut tetap tinggi dibanding dekade sebelumnya dan jumlah warga sipil yang mengungsi akibat perang terus meningkat.
Laporan Nelson Nafis

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis