Ubedilah Badrun

Jakarta, Aktual.com – Pengamat Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menyebut Penolakan masyarakat Manado terhadap kehadiran Wakil ketua DPR Fahri Hamzah menunjukan tiga hal penting.

Pertama, menunjukan sikap kritis masyarakat terhadap elit politik yang cenderung “blak-blakan” atau “to the point” dalam melakukan komunikasi publik tanpa memperhatikan sisi sosiologis masyarakat Indonesia yang dikenal santun dalam berkomunikasi.

“Fenomena Fahri Hamzah ini sedikit mirip dengan Fenomena Ahok. Bedanya Ahok menyentuh soal agama, sementara Fahri menyentuh kekuasaan dan soal sopan-santun keIndonesiaan sebagai bangsa timur yang memegang teguh tata krama komunikasi,” ujar Ubed di Jakarta, Minggu (14/5).

Kedua, menunjukan bahwa antara elit parlemen dengan rakyat tidak memiliki alur berfikir yang sama terkait jalanya pemerintahan. “Sikap kritis Fahri terhadap kekuasaan tidak dipahami publik sebagai hal yang benar,” jelasnya.

Ketiga, menunjukan adanya pola-pola baru mobilisasi masa dalam mensikapi atau merespon perilaku elit politik.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka