‎Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo - KPK Belum Tutup Kasus Century, BLBI dan Sumber Waras. (ilustrasi/aktual.com)
‎Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo - KPK Belum Tutup Kasus Century, BLBI dan Sumber Waras. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pengamat Ekonomi Dr James Adam mengatakan upaya Kementerian Keuangan mengembalikan piutang dalam kasus BLBI yang jumlahnya mmencapai Rp31 triliun akan ikut memicu pertumbuhan perekonomian nasional yang ditargetkan sebesar 5,2 hingga 5,6 persen pada 2018.

“Apalagi ada tren pertumbuhan ekonomi nasional akan memicu penerbitan surat utang atau obligasi oleh perusahaan pada 2017 ini dapat lebih marak dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya di Kupang, Minggu (14/5).

Sebab menurut mantan Dosen Ekonomi Unkris Artha Wacana Kupang itu apabila data ekonomi bagus, maka obligasi yang merupakan salah satu produk pasar modal akan dapat terserap pasar.

Indikator pertumbuhan itu sudah diberi signal Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan I-2017 tumbuh sebesar 5,01 persen, atau tumbuh lebih baik secara tahunan (yoy) dari triwulan I-2016 yang tumbuh 4,92 persen dan secara triwulanan (qtq) dari triwulan IV-2016 yang tumbuh 4,94 persen.

Ia menambahkan bahwa dengan perekonomian yang mengalami pertumbuhan maka aktivitas bisnis di dalam negeri akan bergeliat dan semakin ekspansif, tentunya perusahaan membutuhkan pendanaan.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi juga akan membuat investor global melirik Indonesia sebagai tempat berinvestasi.

Untuk itulah semua pihak harus memberi aprisiasi dan dukungan penuh dengan berbagai caranya masing-masing agar proses penagihannya berjalan lancar sesuai dengan target yang telah di tetapkan.

Sebab, bagaimana pun, kata dia, para obligor yang tengah ditagih adalah bank-bank modern, bank umum nasional dan bank umum servitia yang jumlahnya mencapai puluhan lembaga keuangan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka