Pemandangan proyek reklamasi Teluk Jakarta, Jakarta, Sabtu (24/12). Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan reklamasi Teluk Jakarta akan tetap dilanjutkan dengan konsep P4 yaitu 'public', 'private','people' dan 'partnership'. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Nirwono Joga, mengatakan penurunan permukaan tanah di kawasan Ibu Kota DKI Jakarta, sudah memprihatinkan. Namun, hal ini bukan menjadi alasan bagi Pemerintah Provinsi DKI maupun pusat untuk membangun mega proyek reklamasi di Teluk Jakarta.

“Tapi penurunan permukaan tanah tidak dapat dijadikan alasan untuk melakukan reklamasi,” ucap Nirwono dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Kamis (18/5).

Berdasarkan data yang dihimpun Nirwono, penurunan permukaan tanah sudah terjadi dari kawasan Senayan ke arah Bundaran HI dan terus ke arah utara Jakarta.

Penurunan permukaan tanah di kawasan Senayan dan Bundaran HI sekitar 4 hingga 8 cm per tahun. Sedangkan ke utara Jakarta, angkanya semakin besar hingga mencapai sekitar 24 cm per tahun.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah pusat belum menemukan alasan yang kuat untuk menghentikan proyek reklamasi Teluk Jakarta.

Terlebih, berdasarkan permukaan kajian, penurunan permukaan tanah Jakarta terus terjadi antara 8 hingga 23 cm tiap tahun.

Ia juga menegaskan reklamasi Teluk Jakarta bukanlah konsep dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Proyek ini digagas sejak masa kepemimpinan Presiden Soeharto.

Artikel ini ditulis oleh: