Riau, Aktual.com – Harimau Sumatera liar yang masuk permukiman warga di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, diperkirakan berusia remaja yang sengaja memisahkan diri dari kelompoknya.
“Bisa jadi harimau ini berpisah dari keluarganya. Karena biasanya harimau remaja memang mencoba untuk berpisah, tapi biasanya nanti menyatu lagi dengan keluarganya. Apa lagi jika jenisnya jantan, biasa mencoba untuk mencari makan sendiri, begitupun kebiasaanya juga akan kembali bersama kelompoknya,” kata Kepala Bidang Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Hutomo, ketika dihubungi wartawan dari Pekanbaru, Rabu (24/5).
Hutomo menjelaskan, harimau ini berkeliaran di daerah Kanal 25 Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kab Inhil. Informasinya satwa belang itu sudah sepekan terakhir berkeliaran disana.
“Kalau dilihat dari foto harimau yang kita dapat dari pihak kepolisian, diperkirakan harimau itu remaja. Ya usianya sekitar empat tahunan,” katanya.
Menurut dia, ada beberapa kemungkinan yang membuat harimau itu terpisah dari kelompoknya. Namun, untuk kembali lagi ke kelompoknya kondisi jelajahnya sudah tersekat-sekat.
“Mau kembali tapi wilayah jelajahnya sudah ada warga yang melintas, atau lokasinya sudah jadi perkebunan. Semua kemungkinan itu bisa terjadi,” katanya.
Ia mengatakan kehadiran harimau di kampung tersebut, sebenarnya bukan untuk mengusik warga. Tapi wilayah itu juga bagian dari wilayah jelajah harimau. Ini karena desa tersebut juga tidak terlalu jauh dari kawasan hutan Suaka Margasatwa (SM) Kerumutan.
“Kita memang belum bisa memastikan dari mana harimau ini datangnya. Namun perkiraan kita, bisa jadi harimau itu dari SM Karubutan, karena wilayah desa itu juga wilayah jelajah harimau,” katanya.
“Kalau kita lihat, kondisi alam di SM Kerumutan masih bisa harimau mencari makannya di sana. Hanya saja memang, kawasan desa tersebut bagian dari wilayah jelajahnya. Sebelum menuju ke desa, ada juga kawasan hutan tanaman industri yang harus dilaluinya,” kata Hutomo ketika ditanya kemungkinan harimau keluar karena kesulitan mencari makanan.
BBKSDA, kepolisian dan WWF kini membentuk tim untuk mengidentifikasi masalah itu untuk memastikan langkah apa yang diambil demi menghindari konflik harimau dan manusia.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: