Jakarta, Aktual.com – Puasa melatih cara beragama secara dewasa. Beribadah bukan karena apa kata orang, melainkan apa kata nurani sendiri. Bermoral bukan karena paksaan dari luar, melainkan karena pancaran kesukarelaan dari dalam.
Puasa melatih daya transendensi dari gravitasi syahwat bumi. Puasa yang terganggu makanan di warung pertanda puasa kekanak-kanakan yang masih melekat pada materi sebagai budak nafsu.
Puasa melatih keheningan untuk mendengarkan suara batin bicara. Puasa yang berteriak, mengancam dengan siksaan, adalah puasa para budak, yang mendekati Tuhan karena Takut, bukan karena rasa rindu para pecinta.
Puasa mendekatkan hubungan personal dengan Sang Khalik dengan mengeratkan tali kasih dengan sesama makhluk. Puasa adalah cara meraih rahmat Tuhan dengan menempuh jalan rahmatan lilalamin dalam kehidupan.
Puasa mengajarkan kejujuran: berani berkata benar pada orang lain. Puasa juga mengarkan integritas: berani berkata benar pada nurani sendiri. Teguh menjalankan kebenaran dan kebaikan dengan sikap ihsan. Sekalipun manusia tak melihat Tuhan, sesungguhnya Tuhan senantiasa melihat apa yang manusia perbuat.
(Yudi Latif, Makrifat Puasa)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka