Seoul, Aktual.com – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, menyaksikan langsung uji peluru kendali dengan ketepatan tinggi dan memerintahkan pengembangan persenjataan strategis lebih besar, kata kantor berita KCNA pada Selasa (30/5).
“Dia merasa yakin peluncuran peluru kendali itu menjadi kemajuan besar bagi semangat mengirim ‘hadiah’ lebih besar bagi Amerika Serikat,” kata KCNA mengutip pernyataan Kim.
Kim mengatakan akan mengembangkan persenjataan lebih besar untuk mempertahankan diri dari ancaman Amerika Serikat.
Amerika Serikat pada hari yang sama menggelar pelatihan militer bersama Korea Selatan. KCNA, media resmi Pyongyang, kemudian menuding kedua negara itu menguji penjatuhan bom nuklir di semenanjung Korea.
Tudingan itu nampak terpastikan saat Angkatan Laut Amerika Serikat mengungkapkan bahwa armada kapal pembawa pesawat tempur dari Washington berencana menggelar pelatihan bersama kapal pembawa senjata nuklir, USS Ronald Reagan, di perairan dekat semenanjung Korea.
Juru bicara Angkatan Laut Amerika Serikat di Korea Selatan tidak memberikan penjelasan lebih jauh mengenai kapan latihan itu akan dilaksanakan.
Korea Utara menyebut latihan itu sebagai persiapan perang.
Sebelum meluncurkan peluru kendali jarak pendek pada Senin (29/5), Korea Utara dalam dua pekan terakhir juga sukses menguji coba rudal berdaya jangkau menengah-panjang, dalam upaya mengembangkan rudal kendali antar benua dengan target sasaran daratan Amerika Serikat.
Peluncuran itu, ditambah dua kali uji coba nuklir sejak Januari 2016, dilakukan di tengah tekanan dari Amerika Serikat, dan merupakan pelanggaran terhadap sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB.
Uji senjata itu juga merupakan tantangan keamanan terbesar bagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menyebut tindakan Pyongyang sebagai ancaman untuk China.
“Korea Utara menunjukkan mereka sama sekali tidak menghormati tetangganya, China, dengan menembakkan rudal kendali baru,” kata Trump dalam Twitter-nya.
Jepang juga mendesak China untuk memainkan peran lebih besar dalam menghentikan program nuklir dan rudal Korea Utara.
Pejabat kabinet setara menteri koordinator keamanan di Jepang, Shotaro Yachi, bertemu dengan diplomat tertinggi China, Yang Jiechi, selama lima jam di Tokyo pada Senin untuk merundingkan respon yang tepat bagi Pyongyang.
“Jepang dan China harus bekerja sama mendesak Korea Utara menghindari langkah provokatif dan mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Yachi kepada Yang, sebagaimana dikutip dalam pernyataan tertulis kementerian luar negeri setempat.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: