Jakarta, Aktual.com – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) merilis laporan Kepolisian Filipina bahwa tujuh warga negara (WNI), diduga terlibat jaringan terorisme di Kota Marawi, Mindanao, Filipina.

“Kepolisian Filipina melaporkan ada tujuh WNI yang patut diduga terlibat dalam penyerangan terhadap Kota Marawi, Filipina,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/5).

Ia mengatakan otoritas Filipina melalui Kepolisian Nasional Filipina (PNP) merilis tujuh WNI yang diduga terlibat jaringan terorisme di Kota Marawi, Filipina. Nama-nama ini kemudian diserahkan kepada Atase Kepolisian di Manila yang kemudian diserahkan ke Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri.

Berikut merupakan tujuh nama yang menjadi buronan: 1. Al Ikhwan Yushel Palembayan, 01 November 1991 No. Passport : A7985472 Berangkat ke Filipina tanggal 28 Maret 2017 2. Yayat Hidayat Tarli Kuningan, 25 April 1986 No Passpor : B 4422742 Berangkat ke Filipina pada 15 April 2017 bersama Anggara Suprayogi 3. Anggara Suprayogi Tangerang, 26 Desember 1984 No Passpor : B 4885536 NIK 3571092612840004 Jl. Lokapala III/21 rt 04 rw 08 kel. Cibodas kec. Cibodas Tangerang.

Berangkat ke Filipina pada tanggal 15 April 2017 bersama Yayat Hidayat Tarli 4. Yoki Pratama Windyarto Banjarnegara, 17 September 1995 No Passpor B 5743781 Berangkat ke Filipina tanggal 4 Maret 2017 5. Moch. Jaelani Firdaus Bekasi, 17 Mei 1991 NIK. 3673021705910008 Komp. Taman Angsoka permai RT/RW :003/003, Kel Kasimen, Serang, Banten Berangkat ke Filipina tanggal 7 Maret 2017 6. Muhamad Gufron Serang, 20 Oktober 1993 No Passpor: A 9265977 Berangkat ke Filipina tanggal 7 Maret 2017 7. Muhammad Ilham Syahputra Medan, 29 Juli 1995 No Passpor: A 9291582 Berangkat ke Filipina pada 29 November 2016.

“Saudara Muhammad Ilham Syahputra diduga telah tewas dalam pertempuran di Marawi. Tapi sampai sekarang belum ditemukan jasadnya,” kata Martinus.

Menurut dia, ketujuh WNI tersebut masuk ke Negara Filipina secara legal.

Kendati demikian, keberadaan para WNI tersebut masih di Marawi atau tidak hingga saat ini masih belum diketahui. “Keberadaan mereka masih perlu dikonfirmasi lebih lanjut,” katanya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: