Paris, Aktual.com – Prancis, tuan rumah Kesepakatan Perubahan Iklim Paris 2015, akan menggandakan upayanya untuk membatasi emisi karbon dan menarik negara penandatangan lain bersamanya, kata Menteri Lingkungan Hidup Nicolas Hulot.

Hulot berbicara beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menegaskan rencananya mengeluarkan negara penghasil karbon terbesar kedua di dunia itu dari kesepakatan tersebut atas dasar bahwa kesepakatan itu buruk bagi ekonomi Amerika Serikat dan akan melemahkan kedaulatannya.

“Kesepakatan itu tidak mati. Sebaliknya, Prancis pribadi, bukan mengurangi ambisinya, akan mengubah mereka dan meningkatkannya serta kami akan menarik bersama sejumlah negara lain,” kata Hulot kepada radio Eropa 1, Jumat (2/6).

“Prancis berniat mempertahankan dan memperkuat kepemimpinan diplomatiknya mengenai hal ini,” katanya menambahkan.

Hulot adalah pencinta lingkungan terkenal Prancis, yang ditarik ke pemerintahan baru Presiden Emmanuel Macron sebagai menteri saat dibentuk kurang dari tiga minggu lalu.

Dengan bergabung dengan aliran kritik internasional terhadap keputusan Trump tersebut, ia mengatakan bahwa pembicaraan terkait tanggapan akan segera dilakukan, termasuk dengan India, saat Perdana Menteri Narendra Modi berkunjung ke Prancis pada akhir pekan ini.

Sebelumnya, Perdana Menteri Italia Paolo Gentiloni, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Macron mendesak sekutu mereka untuk mempercepat upaya memerangi perubahan iklim dan mengatakan akan melakukan lebih untuk membantu negara berkembang beradaptasi.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: