Ribuan umat Islam dari berbagai daerah melakukan aksi kawal sidang Gubernur Penista Agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di depan kantor Kementan, Jakarta, Selasa (9/5/2017). Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara memutuskan menjatuhi hukuman Ahok selama dua tahun penjara karena terbukti melanggar Pasal 156 KUHP tentang penodaan agama. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Badan Intelijen Negara melihat, skema politik di dunia internasional saat ini seolah sengaja membenturkan Islam dengan Ideologi lain, misalnya ideologi yang berasaskan hak asasi manusia yakni demokrasi.

Kata Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara Wawan Hari Purwanto, Islam tak hanya dipandang sebagai agama, merupakan suatu hal yang ‘seksi’ pasca jatuhnya paham komunis di dunia.

“Pasca komunis jatuh, tidak ada komunis lagi, yang paling besar kan Islam. Nah dipakai lah Islam, dibenturkan, ini politik internasional. Jadi, ini sebenarnya permainan dunia,” kata Wawan saat jadi pembicara dalam diskusi bertajuk ‘Membedah Revisi UU Anti Terorisme’, di bilangan Cikini, Jakarta, Sabtu (3/6).

Seperti yang terjadi di negara-negara Timur Tengah, tindakan terorisme berkedok Islam mau tak mau menimbulkan persepsi buruk bagi Indonesia. Atau bahkan dapat timbul akibat yang lebih ekstrim, yakni tindakan terorisme serupa karena merasa senasib sepenanggungan.

“Karena apa yang terjadi di Timur Tengah pasti juga berimbas ke Indonesia, karena kan punya sentimen primodialisme.”

Maka dari itu, khusus untuk imbas yang lebih ekstrim ini menurut Wawan harus dipikirkan upaya-upaya antisipasinya oleh pemerintah. Caranya, dengan pembinaan pelaku sampai pada pemberian santunan terhadap keluarga pelaku. M Zhacky Kusumo

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu