Palu, Aktual.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, berharap partai politik dapat mengambil peran menyebar luaskan nilai-nilai perbedaan kepada masyarakat.

“Perbedaan pendapat terhadap suatu teks ajaran itu biasa, tidak perlu menyalahkan karena berbeda pendapat,” kata Ketua MUI Palu Prof H Zainal Abidin M.Ag saat menyampaikan kultum pada buka puasa bersama pengurus dan kader Partai Golkar se-Sulawesi Tengah di Jalan Mohammad Yamin Palu, Sabtu (10/6) petang.

Prof Zainal Abidin mengemukakan perbedaan pendapat dalam agama khususnya Islam, tidaklah menjadi masalah, sehingga diperdebatkan antarsesama pemeluk Islam.

Pakar Pemikiran Islam Modern itu menyebut bahwa perbedaan dalam mengamalkan ajaran agama pasti akan terjadi.

Misalkan, sebut dia, dalam Islam Alquran menyebut “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku dan basuhlah kepala dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” Terdapat tiga penafsiran mengenai ‘basulah kepalamu’. Pertama sebut dia, Imam Syafi’i mengatakan cukup membasuh tiga helai rambut maka sudah termasuk membasuh seluruh kepala.

Kedua, kata dia, Imam Malik memandang harus membasuh semua kepala. Ketiga Imam Hanifah berkata mengusap kepala adalah hingga ke ubun ubun yaitu seperempat dari kepala.

“Tiga pendapat ini dipakai oleh semua kalangan dalam Islam dan masing-masing ada dasarnya,” sebutnya.

Ia mengatakan umat Islam boleh memakai tiga pandangan tersebut dalam berwudhu dan tidak perlu menyalahkan penganut pendapat atau faham lain.

“Kalau ada yang memakai satu pendapat dari tiga pendapat tersebut, maka silahkan. Asal jangan terlalu fanatik dan menganggap yang lain salah,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa tidak perlu memperdebatkan ajaran atau pelaksanaan anjuran agama.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: