Jakarta, Aktual.com – Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) mengutuk tindakan represif yang dilakukan oleh beberapa orang yang diduga preman bayaran saat pihaknya sedang berunjuk rasa di depan kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Perindo, Jakarta, Selasa (20/6). Beberapa orang anggota Kamerad bahkan dipukuli oleh kelompok preman tersebut.
“Kami mengecam keras aksi represif yang diduga preman bayaran suruhan DPP Perindo yang telah melakukan pembubaran saat aksi demo,” tegas Ketua Presidium Kamerad Haris Pertama.
Menurut Haris, tindakan represif ini berawal saat puluhan anggota Kamerad berunjuk rasa di depan DPP Partai Perindo. Dalam aksi tersebut, massa aksi menuntut untuk mengusut tuntas dugaan pengancaman Jaksa Yulianto yang dilakukan oleh Ketua Umum Perindo sekaligus CEO MNC Group Harry Tanoe Soedibjo.
Berdasar pengakuan beberapa anggotanya, Haris mengatakan bahwa preman tersebut bertindak brutal dengan memukuli massa aksi saat unjuk rasa dilakukan. Bahkan, lanjutnya, salah satu pemimpin aksi Fajar Ardy Hidayatullah ditarik masuk ke dalam DPP Perindo dan dihajar menggunakan beberapa peralatan serta kayu dan bambu.
“Bukti rekaman peristiwa tersebut ada di anggota Polsek Menteng,” ujarnya.
Haris menyayangkan tindakan ini, karena merupakan tindakan yang sangat bertentangan dengan semangat demokrasi. Hal ini pun sangat ironis karena HT yang digembar-gemborkan sebagai calon pemimpin Indonesia justru melakukan tindakan yang sangat anti demokrasi.
“Belum jadi pemimpin saja sudah mengancam, ini adalah tanda-tanda bangkitnya orde baru,” bebernya.
Padahal, aku Haris, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan DPP Partai Perindo mengenai unjuk rasa ini. Bahkan, lanjutnya, pihak Perindo justru menanyakan kepastian pelaksanaan aksi tersebut kepadanya.
Namun pada saat aksi justru perlakukan represif yang diperlihatkan kepada anggota Kamerad.
“Nampak jelas bagaimana penampakan sesungguhnya watak asli arogan, muncul sisi orde barunya. Kami mendesak agar diusut aksi arogan para preman bayaran Perindo yang melakukan kekerasan kepada anggota Kamerad,” tandasnya.
Sebagai informasi, massa juga terlebih dulu berunjuk di Bareskrim Mabes Polri dengan tuntutan mendesak Hary Tanoesoedibjo selaku bos MNC Group harus berani mempertanggung jawabkan dugaan kasus pengancaman terhadap Jaksa Yulianto yang sedang menangani perkara Mobile 8 di pengadilan. Bukan malah membangun opini menyesatkan melalui pernyataan di media massa.
Laporan Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh: