Jakarta, Aktual.com – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) dan sekaligus sebagai Ketua Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI), Habib Muhammad Rizieq menyerukan kepada semua gerakan juang Bela Islam untuk merapatkan barisan dan menghindari fitnah serta prasangka buruk antar sesama. Pasalnya, hal demikian berpotensi menjadi pemecah belah umat dan perjuangan.
Kendati dia saat ini masih berada di luar negeri, namun dia mengaku terus memonitor sepak terjang gerakan Bela Islam di tanah air dan perkembangan politik nasional.
“Saya menyampaikan secara ikhlas dan tulus apresiasi yang tinggi dan jutaan terima kasih kepada semua elemen bangsa yang selama ini selalu bersama para Habaib dan Ulama mengawal Aksi Bela Islam untuk perjuangan melawan Kezaliman dan Kemunkaran. Dan saya dari kejauhan selalu memonitor dan mencermati serta mengevaluasi semua pergerakan para sahabat baik dari kalangan Islam mau pun Nasionalis di negeri tercinta Indonesia,” katanya yang diterima Aktual.comĀ Minggu (2/7).
“Saya memantau mulai dari gerakan GNPF MUI yang terus membangun Dialog dengan semua pihak termasuk dengan Pemerintah Republik Indonesia, lalu gerakan Tim Pembela Ulama dan Aktivis yaitu TPUA yang terus membangun komunikasi hukum, kemudian gerakan Presidium Alumni 212 yang terus membangun perlawanan secara konstitusiional, juga gerakan Gentari dan Gerakan Bela Negara (GBN) serta lainnya dari elemen kebangsaan yang terus membangun kesadaran tentang pentingnya kembali ke UUD 1945 yang Asli, hingga gerakan Muslim Cyber Army yang terus membangun opini perlawanan di Dunia Cyber. Dan lain sebagainya dari aneka elemen gerakan pro Aksi Bela Islam,” ujarnya.
Dengan gerakan yang dilakukan masing-masing elemen tersebut, dia mengingatkan bahwa pentingnya saling pengertian dan menjaga persatuan untuk mencapai tujuan perjuangan gerakan Bela Islam.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka