Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Francis, saat memimpin Tim Kunspek Komisi V DPR melaksanakan kunjungan kerja ke Kantor SAR Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (4/7), guna menggali informasi dan mengetahui secara mendalam terkait kecelakaan helikopter milik Basarnas di Temanggung, Jateng, Minggu (2/7) lalu (Dok DPR).

Jakarta, Aktual.com – Komisi V DPR melaksanakan kunjungan kerja ke Kantor SAR Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (4/7), guna menggali informasi dan mengetahui secara mendalam terkait kecelakaan helikopter milik Basarnas di Temanggung, Jateng, Minggu (2/7) lalu. Kecelakaan naas itu menyebabkan meninggalnya delapan korban.

“Kami ingin mendalami beberapa informasi, seperti kondisi cuaca saat itu, dan penghargaan yang diberikan kepada anggota penyelamat yang meninggal itu,” ujar Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Francis, saat memimpin Tim Kunspek Komisi V DPR. Dalam kesempatan itu, sejumlah Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR menyampaikan sejumlah pertanyaan dan masukan.

Politisi F-Geridra itu menjelaskan, helikopter buatan Perancis itu dibeli pada 2012 lalu dan dirakit oleh PT. Dirgantara Indonesia.

“Kontrak pembelian langsung dengan PT Dirgantara Indonesia dan menggunakan anggaran APBN 2012-2013 dan dioperasikan 2015. Informasi yang kami terima helikopter itu belum melewati 600 jam terbang,” jelas Fary.

Namun, politisi asal dapil NTT itu mengingatkan agar berbagai pihak tidak terburu-buru dalam mengambil kesimpulan penyebab kecelakaan. Pihaknya meminta agar menunggu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Menanggapi berbagai pertanyaan dan masukan, Deputi Bidang Potensi Basarnas Marsda Dody Trisunu mengatakan helikopter jenis Dauphin yang mengalami kecelakaan tersebut dalam kondisi siap terbang. Helikopter tersebut disiagakan di tol darurat Gringsing selama arus mudik dan balik Lebaran 2017.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby