Jakarta, Aktual.com – Menteri-menteri sektor ekonomi Joko Widodo (Jokowi) sejauh ini seolah tak punya solusi terkait anjloknya daya beli masyarakat. Padahal daya beli ini yang terus menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional di tengah depresi ekonomi global.
Kebanyakan mereka cuma menuding sektor lain yang menjadi penyebab daya beli. Setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani menyalahkan sektor pertambangan yang terpuruk, kini Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyasar penurunan ekspor yang jadi biang kerok daya beli masyarakat.
Menurut Darmin, laju ekspor terus diharapkan bisa meninggi, karena akan menjadi stimulus ekonomi. Dan selama tahun ini diperkiralkan dapat bertumbuh semakin baik.
“Pelemahan daya beli masyarakat sekarang kan itu dampak dari penurunan ekspor tahun 2012 lalu. Meskipun memang ekspor mulai tumbuh positif di awal tahun ini, tapi ya tidak otomatis meningkatkan daya beli,” jelas Darmin, ditemui di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (6/7).
Darmin berharap, dengan perbaikan ekspor daya beli masyarakat bisa meningkat. Apalagi kemudian, perekonomian global pada tahun ini juga mulai membaik, dengan begitu, kata Darmin, penghasilan masyarakat pun bisa lebih baik.
“Iya memang enggak otomatis keluar dampaknya untuk perbaikan daya beli (kalau ekspor naik). Enggak langsung kelihatan. Tapi saya kira begini, di kuartal kedua dan ketiga ini, kami perkirakan akan pulih,” ujar Darmin.
Perkirakan soal laju daya beli masyarakat di kuartal II-2017 lalu dan kuartal III-2017 yang bisa lebih baik dari kuartal sebelumnya seolah menegasikan keluahan para pengusaha ritel. Karena belanja ritel di kuartal II lalu, menurut versi dunia usaha ritel, sekalipun sudah dibantu momen puasa dan Lebaran masih mengalami perlambatan.
“Kalau pulih, ekonomi kita pertumbuhannya semakin seimbang motor penggeraknya. Apalagi ekonomi dunia sekarang membaik, walaupun tidak besar sekali,” tutur Darmin.
Makanya, dia sangat yakin kuartal kedua tahun ini bisa lebih baik dibandingkan kuartal pertama tahun ini yang di angka 5,01 persen.
“Ya artinya, secara nasional ekonomi kita membaik di kuartal kedua, karena (dampak) dari negara lain membaik. Sehingga di kuartal kedua dan tiga umumnya membaik secara nasional dibandingkan kuartal pertama,” harap dia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan