Jakarta, Aktual.com – SKK Migas terpaksa menelan pahit, sebab sudah setengah perjalanan kinerja tahun ini, realisasi investasi sektor hulu migas sangat jauh dari target realisasi. Dalam APBN 2017 ditetapkan target investasi hulu migas mencapai USD 13,80 Miliar, namun kenyataan hingga pembukaan bulan Juni hanya mencatat USD 3,98 Miliar, atau hanya sebesar 29 persen.

Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi memaparkan; target USD 13,80 Miliar diharapkan melalui blok eksploitasi sebesar USD 12,86 Miliar dan melalui investasi blok eksplorasi diharapkan USD 0.94 Miliar.

“Investasi sampai dengan pertengahan 2017 ini, ditargetkan USD 13,80 miliar tapi hingga akhir Juni, baru tercapai USD 3,98 Miliar atau baru 29 persen. Ini tentu progres yang tidak seperti yang diharapkan,” kata Amin di Jakarta, Kamis (6/7).

Amin menyadari bahwa dampak minimnya investasi di sektor hulu migas akan sangat memberi pengaruh negatif secara langsung maupun tak langsung pada perekonomian nasional.

“Karena investasi kecil, belanja ke industri penunjangnya juga kecil. Padahal investasi hulu migas ini sangat penting bagi negara karena mempunyai efek ke bawah yang signifikan. Jadi kami kurang begitu bergembira karena realisasi investasi hulu migas sampai dengan Juni baru 29 persen,” tuturnya.

Kemudian menurutnya penyebab minimnya minat investasi tersebut lebhi karena faktor harga minyak yang rendah. Selain itu, tak bisa dipungkiri regulasi pemerintah juga membuat investor merasa tidak nyaman melepaskan modalnya.

“Kalau mengenai regulasi, yang saya amati bukan karena regulasi baru yang dikeluarkan pemerintah, mungkin yang mempengaruhi regulasi yang lama seperti PP 79 dan baru- baru ini sudah direvisi menjadi PP 27 tahun 2017, mudah-mudahan ini mendorong tumbuhnya investasi. Jadi kalau ditanya ke investor hulu migas; alasannya pertama kareana harga minyak, kemudian terkait regulasi yang membingungkan terutama PP 79, tapi sudah invetasi,” imbuhnya.

 

Pewarta : Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs