Jakarta, Aktual.com – Keinginan pemerintah untuk menekan cost recovery (hutang negara yang harus dikembalikan kepada kontraktor migas) menjadi pertaruhan bagi kinerja SKK Migas, kendati hingga Juni besarannya masih bisa dikendalikan, namun tak cukup membuat kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi tersenyum puas.

Pasalnya menjelang akhir tahun terdapat beberapa kontraktor yang perhitungan cost recovery-nya besar-besar akan mulai masuk masa pengembalian atau mulai dibebankan kepada negara.

“Untuk cost rekovery juga saat ini cukup wajar, dalam setengah tahun 46 persen. Tapi yang menjadi kekhwatiran dan harus kami jaga karena cost recovery akan masuk dalam jumlah besar pada bulan-bulan November terutama yang dari depresiasi. Dan kami sedang menghitung secara akurat. Kira-kira yang jumlahnya akan besar masuk diakhir tahun nanti,” katanya ditulis Jumat (7/7).

Per Juni paparnya; perhitungan beban cost recovery sudah mencapai USD 4,87 miliar dari perkiraan pada APBN sebesar USD 10,49 miliar.

Sedangkan di antara kontraktor yang akan mulai masuk beban cost recovery pada akhir tahun ini, terdapat kontraktor blok Mahakam yakni Total dan kontraktor Jangkrik yaitu ENI.

Diperkirakan cost recovery yang mulai akan dibebankan dari Total sebesar USD 900 juta sedangkan ENI lebih kecil dari Total.

“Jadi kalau cost recovery saat ini 46 persen, tidak berati kami telah berhasil. Jadi kami harus terus menjaga agar diakhir tahun nanti tetap dalam angka yang ditargetkan,” pungkas Amien.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid