Wakil Ketua Komisi V DPR RI Lasarus (Dok DPR)

Jakarta, Aktual.com – Helikopter jenis Dauphin milik Basarnas yang mengalami kecelakaan di Temanggung, Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dinilai memiliki kondisi layak terbang. Selain memiliki teknologi yang canggih, helikopter ini juga belum mencapai 600 jam terbang. Karenanya, Komisi V DPR mengharapkan adanya perbaikan standar operasional kedepannya.

Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi V DPR Lasarus saat kunjungan ke Kantor SAR Semarang, Jawa Tengah, Selasa (4/7) lalu, guna menggali keterangan mengenai kecelakaan helikopter Basarnas.

“Kami mengharapkan adanya perbaikan ke depan. Kenapa saya katakan perlu adanya ada perbaikan, karena menurut keterangan dari pihak Basarnas, BMKG, maupun Air Nav, bahwa kondisi helikopter masih baik dan baru. Helikopter jenis ini cukupcanggih, sehingga helikopter ini dirancang kegiatan-kegiatan resque atau penyelataman,” ujar Lasarus.

Politisi PDI Perjuangan itu pun menilai, teknologi canggih itu pun diharapkan dapat mendukung kinerja Basarnas. Namun ia tak memungkiri, mungkin ada faktor-faktor tertentu yang tak dapat diprediksi, sehingga menyebabkan kecelakaan terjadi. Apalagi, helikopter itu terbang pada sore hari, dengan rute perjalanan pegunungan, yang mungkin kabut muncul secara tiba-tiba.

“Harus kita akui, teknologi sehebat apapun, tidak pernah bisa menaklukkan alam. BMKG bilang, tiba-tiba timbul kabut, tidak dapat diprediksi. Tidak mungkin ada alat yang dapat memperbarui informasi per detik, tapi per menit. Jadi, harusnya ada pertimbangan kenapa helikopter ini dioperasikan,” kata Lasarus.

Lasarus memastikan, meski Komisi V DPR menggali berbagai informasi berbagai pihak terkait, pihaknya tidak ingin menyimpulkan penyebab kecelakaan. Komisi V DPR pun tetap menunggu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melalui blackbox, yang telah ditemukan.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby