Petugas menata uang kertas di ruang penyimpanan uang "cash center" di kantor pusat, Bank Negara Indonesia, Jakarta, Kamis (29/12/2016). PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah menyiapkan uang tunai sebanyak Rp 11 triliun untuk kebutuhan Hari Natal dan Tahun Baru 2017. Dalam rangka memenuhi kebutuhan libur panjang tersebut, BNI juga telah mendistribusikan uang rupiah terbitan emisi 2016. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) pada perdagangan hari ini, Jumat (21/7), diproyeksikan masih mengalami pelemahan. Kendati dibuka menguat, rupiah masih terperangkap di teritori negatif.

Rupiah sendiri, mengutip dari Bloomberg, dibuka di level Rp13.324. Angka itu berarti rupiah mengalami penguatan 9 poin dari penutupan Kamis (20/7) yang melemah di posisi Rp13.333.

Kendati saat ini alami apresiasi, namun menurut analis pasar uang Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, tren rupiah masih belum juga beranjak dari zona merah.

Padahal, pergerakan USD sendiri cenderung terlihat melemah terhadap EUR dan JPY, seiring antisipasi pelaku pasar terhadap pertemuan internal masing-masing bank sentralnya.

“Pada sesi pembukaan memang sudah menguat, namun sepertinya masih minim minat pelaku pasar untuk mengkoleksi mata uang rupiah,” jelas Reza di Jakarta, Jumat (21/7).

Ditambah lagi, rilis dari lembaga pemeringkat keuangan internasional, Fitch Rating yang menegaskan kembali Long Term Foreign and Locak Currency Issues Default Rating Indonesia layak investasi dengan outlook positif itu alias BBB-, juga tak terlalu mempan untuk mengangkat rupiah.

“Adanya indikasi dimana pergerakan mata uang EUR yang sedang menguat membuat pelaku pasar beralih ke mata uang tersebut. Rupiah yang dianggap masih minim sentiment pada akhirnya ikut tergerus,” ujar dia.

Menurut dia, tren rupiah yang masih dalam teritori negatif itu, karena laju JPY dan EUR juga menguat terhadap USD. Hal itu dimanfaatkan pelaku pasar untuk meningkatkan permintaan akan mata uang tersebut dan berimbas pada masih melemahnya laju rupiah.

“Pada perdagangan hari ini pun diragukan pergerakan rupiah dapat terapresiasi seiring menurunnya peluang reward to risk itu,” ucap dia.

Dia menegaskan, pelaku pasar harus mewaspadai potensi pelemahan lanjutan rupiah seiring belum adanya sentimen yang dapat dianggap signifikan mengangkat rupiah.

“Diperkirakan level support rupiah pada hari ini akan bergerak di Rp13.340. Dan level resisten rupiah di kisaran Rp13.310,” pungkas dia.

 

Laporan Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: