Indonesian Corruption Eradication Commission (KPK) investigator Novel Baswedan, center, who was injured in an attacked by unidentified assailants sits on a wheelchair as he leaves the general hospital where he was treated in to be transferred to an eye hospital, in Jakarta, Indonesia, Tuesday, April 11, 2017. Police say the anti-graft commission investigator leading a probe into a scandal that threatens to implicate high-profile Indonesian politicians was attacked with a chemical as he returned from dawn prayers. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Jakarta, Aktual.com – Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno, mengatakan bahwa penetapan presidential treshold (PT) pada Undang-Undang Pemilu yang baru, sudah menjadi kutukan bagi partai politik di luar koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Ambang batas pencapresan 20 persen jelas menjadi ‘kutukan’ bagi Parpol menengah kebawah di luar koalisi Jokowi,” kata Adi saat dihubungi, di Jakarta, Senin (24/7).

Menurut dia, jika Pemilu serentak (Pilpres dan Pileg) dilakukan hari ini, maka hitungan politiknya sangat bisa dipastikan Jokowi masih menjadi kandidat paling kuat. Dia mengatakan kekuatan itu bukan hanya sebagai incummbent saja, namun supply dukungan dari partai koalisi.

“Jika pemilu serentak 2019 dilakukan hari ini bisa dipastikan Jokowi masih menjadi kandidat paling kuat,” ujarnya.

“Bukan hanya posisinya sbg incumbent, tapi sokongan enam parpol (PDIP, Golkar, PKB, Nasdem, PPP, dan Hanura) koalisi pemerintah sejauh ini cukup solid. Minus PAN yang kerap berbeda pilihan politik dengan pemerintah,” pungkasnya.

 

Laporan Novrijal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh: