Ankara, Aktual.com – Presiden Turki Tayyip Erdogan, menggambarkan perjalanannya ke Teluk untuk menangani kemelut Qatar sebagai “produktif dan sukses”, setelah dua hari perundingan, yang tampaknya tidak menghasilkan kemajuan segera untuk menyelesaikan ketegangan tersebut.
“Kunjungan dalam lawatan Teluk itu produktif dan sukses,” kata Erdogan kepada anggota parlemen dari Partai AK, yang berkuasa, di sidang parlemen, seperti diberitakan Reuters, Selasa (25/7).
“Kontak selama kunjungan ini bermanfaat dan kami akan terus berupaya menjaga stabilitas dan ketenangan kawasan itu dengan tekad meningkat,” katanya.
Erdogan meninggalkan Qatar pada Senin setelah dua hari di Teluk mencoba menengahi ketegangan terburuk di antara negara Arab selama bertahun-tahun tapi tidak ada tanda bahwa dia membuat kemajuan. Turki adalah sekutu Qatar paling kuat dalam perselisihan tersebut.
Seorang pejabat senior Turki mengatakan bahwa hasil dari perjalanan tersebut akan memakan waktu untuk menjadi jelas. “Peran yang akan diambil Arab Saudi dalam menyelesaikan masalah ini sangat penting,” kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonimitas.
“Kami akan melihat bahwa ada kemajuan dalam beberapa isu penting,” katanya. “Kami mungkin melihat perkembangan yang lebih konkrit mengenai hal ini di masa mendatang.” Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dan memberlakukan sanksi terhadap Qatar pada bulan lalu dan menuduhnya mendukung terorisme, namun Doha membantah tuduhan tersebut.
Negara pemboikot ingin Qatar menutup pangkalan Turki, mengekang hubungan dengan musuh mereka, Iran, dan menutup televisi Al Jazeera.
Berdasarkan atas kesepakatan 2014, Ankara mempertahankan sebuah pangkalan militer di Qatar yang pada akhirnya akan menampung 1.000 tentara.
Kedua negara itu juga menjaga hubungan ideologis, karena partai Erdogan memiliki akar Islam dan Doha adalah pendukung utama Ikhwanul Muslimin, yang oleh lawan-lawannya dari Arab dianggap sebagai organisasi teroris.
Uni Emirat Arab, satu dari empat negara Arab yang menjatuhkan sanksi kepada Qatar, mengatakan Doha perlu mengubah kebijakannya sebelum dialog bisa berlangsung.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: