Kepala BKPM Thomas Lembong dan Menteri ESDM Ignasius Jonan (doc aktual)

Jakarta, Aktual.com – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut kendati peringkat surat utang Indonesia yang terbaru dari Standar & Poor’s (S&P) naik menjadi investment grade (layak investasi), tetap dibutuhkan iklim investasi yang positif agar dana-dana investasi, terutama Penanaman Modal Asing (PMA) banyak masuk ke dalam negeri.

Pasalnya, menurut Kepala BKPM, Thomas Lembong, dengan adanya Investment grade itu akan memengaruhi aliran dana masuk (capital inflow) ke pasar uang. Tapi belum tentu menjadi PMA.

“Seperti juga disebutkan Pak Presiden Joko Widodo dengan adanya investment grade dari S&P itu, perkiraan saya ada tambahan investasi di pasar keuangan sekitar US$10-15 miliar,” jelas dia di Jakarta, Rabu (206/7).

Akan tetapi, kata dia, dana-dana tersebut masih liar karena berada di pasar keuangan yang masih mudah untuk pergi jika terjadi apa-apa.

“Makanya perlu kita bedakan, ini baru capital inflow. Jadi belum tentu merupakan investasi sesuai definisi PMA. Untuk itu perlu ada perbaikan iklim investasi,” kata Tom.

Menurutnya, dengan perbaikan iklim investasi akan membuat modal finansial yang masuk ke Indonesia bisa diteruskan ke sektor riil.

“Itu jelas bagi saya sebuah tantangan. Makanya, kita masih banyak PR (pekerjaan rumah) untuk memicu modal finansial ini diterjemahkan menjadi investasi di sektor riil,” tegas Tom, panggilannya.

Sejauh ini, kata dia, BKPM terus berkoordinasi dengan otoritas keuangan lainnya, seperti dengan Bank Indonesia. Berdasar data BI, arus modal yang masuk akhir-akhir ini cukup deras. Makanya, dia berharap agar dana itu bisa masuk menjadi PMA.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan