Pemerintah menambah utang baru hingga Rp400 Triliun di 2017. (ilustrasi/aktual.com)
Pemerintah menambah utang baru hingga Rp400 Triliun di 2017. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Jumlah utang yang dimiliki pemerintah Indonesia per Juni 2017 sudah mencapai Rp3.706,52 triliun. Atau naik Rp34,19 triliun dari bulan Mei 2017 yang di posisi Rp3.673,33 triliun.

Utang tersebut terus menumpuk bahkan trennya kian tinggi. Bahkan jika dibebankan ke penduduknya, maka masing-masing orang akan memikul utang Rp13 juta per kepala.

Namun sayangnya, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dengan beban utang yang seperti itu dianggap masih kecil dibanding negara lain, terutama negara Jepang.

“Utang kita dibanding negara lain relatif kecil. Tapi tetap kita tentu harus hati-hati. Coba lihat Jepang, setiap orang di Jepang menanggung utang per kapita adalah US$93 ribu (sekitar Rp1,2 miliar) per orang,” ujar Menkeu saat acara diskusi Forum Merdeka Barat, di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi, Jakarta, Kamis (27/7).

Ditambah lagi, kata dia, Jepang sendiri populasinya itu lebih dimoninasi orang yang sudah tua. “Jadi mereka itu sudah aging (tua) lagi, jadi sudah tua masih punya utang. Bahkan rasio utang Jepang 200 persen terhadap GDP-nya,” jelas dia.

Sementara Indonesia, klaim dia, berada di posisi buncit dalam daftar masyarakat yang menanggung beban utang negara. Namun, kata dia, kendati ada di posisi bawah, pihaknya tetap harus berhati-hati.

“Karena jika tidak terkontrol maka tanggungan masyarakat untuk membayar utang negara akan meningkat seperti Jepang,” kata dia.

Dia menegaskan, angka tanggungan utang penduduk Jepang itu setara dengan tiga kali lipat pendapatan per kapita warga negeri Sakura itu yang sebesar US$38.572 (sekitar Rp501 juta).

“Itu yang paling ekstrem ya. Dan Jepang negara yang relatif sama dengan kita. Tapi dia memiliki rasio utang yang lebih tinggi dari Indonesia,” jelasnya.

Bagi Indonesia sendiri memang, beban utang yang ditanggung setiap penduduknya mencapai US$1.004 (setara Rp13 juta). Jumlah itu lebih kecil dibanding Malaysia (US$5.272/Rp68 juta), Argentina (US$ 6.409/Rp83 juta) dan Turki (US$5.122/Rp66 juta).

Menkeu menambahkan, agar utang tak semakin banyak, pemerintah akan terus mengendalikan defisit anggaran. Defisit anggaran terhadap PDB pada semester I-2017 ini hanya sebesar 1,29 persen dari PDB.

“Artinya, defisit dapat dikendalikan dengan baik. Dan dampak positifnya, realisasi pembiayaan melalui pembiayaan SBN (Surat Berharga Negara) neto semester I-2017 juga turun sebesar 23,3 persen. Jauh lebih baik dari semester I-2016 yang naik 34 persen,” pungkas dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan