Denpasar, Aktual.com – Isu radikalisme dan terorisme di Indonesia tidak lagi merebak sebagai wacana di bumi persada Nusantara, tetapi sudah taraf meresahkan kehibdupan berbangsa dan bernegara di Tanah Air.

Fenomena tersebut membuat beberapa perwakilan dari berbagai universitas yang diwakili oleh rektor, wakil rektor, dan ketua yayasan, organisaisi pemuda dan organisasi kemasyarakatan bertemu di Museum Bung Karno, Universitas Mahendradatta, Denpasar, Bali, Jumat 28 Juli 2017.

Mereka menggelar Focus Group Discussion (FGD) membahas cara mengantisipasi fenomena radikalisme dan terorisme.

“Di tempat ini kita bisa merasakan spirit perjuangan para pahlawan bangsa tempo dulu,” ujar Rektor Universitas Mahendradatta, Dr Putri Anggreni, dalam sambutannya sebagai tuan rumah di Museum Bung Karno di Renon, Denpasar.

Putri Anggreni menegaskan, dukungan terhadap pertemuan ini karena melihat kenyataan bahwa masyarakat Indonesia masih saja ada dan mungkin juga dalam jumlah skala besar yang sangat mudah terprovokasi dan terpengaruh dengan paham dan ideologi terorisme dan radikalisme.

“Mereka sangat mudah terprovokasi untuk merongrong kebangsaan dan kenegaraan yang mana tumbuh dan digali dari nilai-nilai dan budaya sendiri. Kenyataan ini seharusnya semua perguruan tinggi dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” jelas Putri Anggreni.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid