Makassar, Aktual.com – Wakil Presiden Republik Indonesia HM Jusuf Kalla, menegaskan akan tetap mendukung kemerdekaan rakyat Palestina meski tekanan dari luar negeri meminta Indonesia tidak berpihak kepada negara tersebut.
“Indonesia akan selalu berpihak kepada Palestina,” tegas Jusuf Kalla usai menerima Tanda Kehormatan Anugerah Unismuh Makassar Pertama di Kampus Unismuh Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7).
Meski dukungan kemerdekaan itu mengalir, namun kata duta perdamaian ini menuturkan, rakyat Palestina harus bersatu memerangi kezaliman dan serangan agresi militer Israel.
Adanya dua kubu di negara Palestina yang berkonflik politik dan militer yang terus berkepanjangan yakni kubu Fatah dan kubu Hamas akan semakin menyulitkan Palestina meraih kemerdekaan.
“Kita terus mendukung kemerdekaan mereka, tapi syaratnya perseteruan dua kubu ini harus diselesaikan dan mereka harus bersatu,” papar Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia ini kepada wartawan.
Diketahaui, konflik antara dua kubu Fatah dan Hamas terus bergulir mengakibatkan perang sipil di Palestina hingga konflik politik serta militer yang berlangsung sejak 2006.
Akibat konflik antarsesama orang Palestina, wilayah Palestina secara de facto terbagi menjadi dua wilayah, jalur gaza dikuasai Hamas dan wilayah Tepi Barat dikuasai Fatah.
Ditambah lagi serangan tentara Israel dengan mengarahkan rudal ke pemukiman warga sipil hingga ke Masjidil Aqsa Palestina belum lama ini untuk mengusai daerah Yerusalem. Kejadian ini menambah perjalanan kelam Palestina diterjang konflik yang berkepanjangan.
Selain itu, lebih dari 100 warga Palestina terluka akibat serangan gas air mata dan granat pasukan Israel saat mereka menuju masjid setempat untuk melaksanakan ibadah pada Kamis (27/7) waktu setempat.
Sebelumnya, pasukan militer Israel berhasil menguasai Yerusalem termasuk masjid tersebut, dan melarang adanya aktivitas di tempat itu. Hal ini memicu kemarahan warga hingga terjadi demonstrasi besar-besar hingga terjadi bentrokan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Kendati demikian, dengan adanya tekanan dari luar negeri dan aksi demonstrasi di pelbagai negara termasuk Indonesia mengecam penyerangan itu, pihak militer Israel akhirnya membuka kembali akses agar warga kembali beribadah, namun sampai saat ini rakyat Palestina masih saja terusik.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: