Jakarta, Aktual.com – Utang lion air yang dikabarkan menjadi beban negara telah sampai kepada ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance atau Indef Didik J Rachbini.

Didik mengaku, masih mendali perihal pemerintah memberi garansi atas transaki pesawat itu. “Itu digaransi oleh negara, nanti saya dalami masalahnya,” kata dia kepada Aktual.com di Jakarta, Sabtu (5/8).

Sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Pengamat ekonomi politik, Salamuddin Daeng, dia mengatakan bahwa perusahaan Lion Air Group bagaikan vacuum cleaner, yang menyedot ekonomi rakyat Indonesia untuk dikirimkan ke Singapura, Amerika dan Eropa. Pasalnya utang perusahaan itu membebankan keuangan negara.

“Perusahaan yang dibangun dengan utang segunung telah digaransi oleh pemerintah melalui skema export credit agencies (ECA). Berapa utang perusahaan yang dijamin oleh pemerintah ini? ‎Yakni seluruh utang yang digunakan untuk pembelian pesawat Boeing dan Airbus,” kata Salamuddin.

Dia memaparkan, Linon Air mendapat utang dalam bentuk 230 pesawat dari Boeing Co Amerika Serikat senilai USD 22.4 ‎miliar dan 234 Airbus jet dari Eropa senilai USD 24 miliar dolar. Utang tesebut diperkirakan tidak akan mampu dilunasi oleh perusahaan sehingga akan beresiko buruk bagi keuangan negara.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Wisnu