Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah (Dok DPR)

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai kepolisian harus menginvestigasi kematian seorang pria berinisial MA (30) yang dibakar hidup-hidup di Bekasi. MA menjadi korban amuk massa yang salah sangka dituduh mencuri sebuah amplifier di Mushala Al Hidayah di Desa Urip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Menurutnya, tindakan seperti ini menunjukkan adanya sadisme di masyarakat, main hakim sendiri dan tidak percaya kepada hukum.

“Ini berbahaya sekali ya. Ini datang dari dua kemungkinan, pertama ada orang sakit jiwa. Kedua, memang ada kehidupan sosial yang tambah buruk karena persoalan ekonomi dan sebagainya. Kita semua harus waspada, apa yang terjadi kok orang bisa jadi sadis seperti itu,” ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/8).

Selain itu, lanjut Fahri, rehabilitasi terhadap mental anak dan keluarganya, juga diperlukan. Sebab, kata dia, bisa menciptakan dendam yang berturut-turut. Karena itu  perlu ada pendekatan psikologi dan penanganan yang komprehensif supaya ada kesembuhan di keluarganya juga, serta dibantu secara materil.

“Jadi, negara harus mengurusi keluarga korban. Negara harus bertanggung jawab untuk menyantuni korban seperti beliau ini,” tambahnya.

Sementara, terhadap pelaku main hakim sendiri itupun harus pula diberikan sanksi. “Harus diadili dan langsung saja karena itu melawan hukum. Bertindak sepihak itu melawan hukum. Apalagi, berakibat pada pembunuhan. Itu hukumannya berat. Pembunuhan itu, kalau pakai hukum Islam, bunuh lagi. Kalau ini (pakai hukum positif) ya seumur hiduplah paling tidak. Iya kan, iya kan, iya kan? Seumur hidup saja. Tidak boleh di Indonesia ini ada orang gampang membunuh. Seumur hidup itu harus kena. Minimal,” tegas Fahri.

(Reporter: Nailin In Saroh)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka