Jakarta, Aktual.com – Analis ekonomi politik, Abdulrachim Kresno menyebut, pertemuan IMF-World Bank (WB) pada 8-14 Oktober 2018 direncanakan akan mengeluaran dana dari APBN sebesar Rp1 triliun. Dana itu justru sangat besar mengingat pertemuan itu adalah pertemuan rutin tiga tahunan dari IMF-WB.
Sebelumnya digelar di Lima, Peru (2015), Tokyo, Jepang (2012), Istambul, Turki (2009), dan sebagainya. Indonesia sendiri adalah anggota IMF-WB yang membayar iuran. Dan saat ini tak lagi berhutang kepada IMF. Utang pemerintah hanya ke WB cukup besar, tapi anehnya pemerintah selalu membayar dengan tertib disertai bunganya tepat waktu.
“Jadi mestinya kita bisa bersikap dengan kepala tegak menghadapi mereka,” kata dia, kepada Aktual.com, Jumat (11/8).
Bahkan, kata dia, pemerintah juga hanya perlu mengurusi untuk pengaturan acara, pengaturan akomodasi, pengaturan dan penjadwalan kedatangan, dan pengaturan keamanannya. Dan kebanyakan orang lokal yang tak perlu menelan biaya tidak terlalu besar. Meskipun yang datang mencapai 15.000 orang.
Apalagi kalau anggaran Rp1 miliar tersebut bagian dari pembangunan underpass di dekat bandara Ngurah Rai, prediksinya tak akan mahal, hanya Rp150-175 miliar. Bandingkan dengan simpang susun Semanggi saja yang rumit hanya Rp360 miliar.
“Sehingga keseluruhan biayanya seharusnya jauh lebih murah dari pada Rp1 triliun,” kata dia.
Apalagi jika dilihat manfaatnya, perhelatan itu terbilang kecil dan hanya sesaat. Sehabis sidang yang selama 3 hari itu, tak ada lagi investasi, pembukaan lapangan kerja, tidak menggenjot pertumbuhan ekonomi walaupun lokal di Bali, dan tak ada pendapatan pajak.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby