Jakarta, Aktual.com – Terungkapnya kasus ketidak sesuaian cadangan gas (gas resevers) di lapangan Kepodang Blok Muriah telah mengancam pasokan gas untuk PLGTU Tambak Lorok yang menyerap sebanyak 120 MMCFD.

Sesui POD yang ditandatangani oleh pemerintah sejak Agustus 2012 dengan nili USD 1 Miliar, lapangan itu disepakati akan mengucur gas kep PLTGU Tambak Loro hingga tahun 2016, namun saat ini diperkirakan kemampuan lapangan itu hanya mampu menyuplai gas hingga 2018.

“Kalau dilihat dari perspektif tata kelola migas , tentu terlihat proses yang dilakukan baik oleh BP Migas/SKK Migas dan Kementerian ESDM dengan operator Petronas Caligari terkesan sudah benar, akan tetapi dugaan praktek manipulatif soal kebenaran cadangan terbukti itulah agak sulit terbantahkan sementara ini,” kata Direktur Eksekutif Center off Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman, Selasa (15/8).

Oleh karenanya dia meminta penegak hukum untuk mengusut keganjilan ini dan melakukan perhitungan atas kerugian yang di alami oleh negara. Bukan tidak mungkin ujarnya perkara ini hanya sebagai ‘puncak gunung es’ yang kalu di telusuri akan membongkar skandal lainnya.

“Belakangan merebak isue tak sedap ada dugaan permainan di kasus proyek IT di SKK Migas tentang Sistem Pengawasan Operasi Terpadu,” pungkasnya.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby