Jakarta, Aktual.com – Merespon hasil kinerja Kementerian ESDM pada semester pertama tahun 2017 sebagaimana yang telah dipublikasikan, Mantan Tim Reformasi dan Tata Kelol Migas, sekaligus Pengamat Ekonomi dan Energi dari UGM, Fahmy Radhi melihat hal itu belum sesui dengan harapan.
Jangankan untuk dibahas secara menyeluruh, dari kasat mata persolan Freeport saja telah mengantarkan kinerja Menteri Jonan terpental kepada derajat yang menghina jati diri bangsa.
“Kalau indikator digunakan untuk menilai kinerja Kementerian ESDM adalah hasil perundingan sementra dengan Freeport, tidak diragukan lagi kinerja Kementerian ESDM cenderung jeblok. Bargaining position tim perundingan Kementerian ESDM merosot, sedangkan posisi Freeport semakin menguat,” katanya di Jakarta, Selasa (15/8).
Menurutnya kemerosotan daya tawar itu lebih disebabkan beberapa keputusan belunder ditengah proses negoisasi dengan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu. Diantara yang ia maksud yaitu keputusan memberi izin sementara bagi Freeport untuk melakukan ekspor konsentrat.
Demikian juga dengan isyarat memperpanjang kontrak Freeport selama 10 tahun yang kemudian bisa diperpanjang 10 tahun kembali atau 2×10 tahun.
“Dengan keputusan-keputusan yang blunder telah melemahkan bergaining position pemerintah dan Freeport semakin merasa di atas angin,” pungkasnya.
Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan