Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang baru, Elia Massa Manik, harus mampu membawa Pertamina menjadi lebih kompetitif. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Mantan Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas, sekaligus Pengamat Ekonomi dan Energi dari UGM, Fahmy Radhi menilai terjadinya perombakan kembali pada direksi PT Pertamina (Persero) mengindikasikan ‘perang’ antar kubu-kubuan di perusahaan BUMN itu belum berhasil diredam.

Perihal ini juga sebagai pertanda bahwa kehadirannya Elia Massa Manik sebagai direktur Pertamina, belum mampu menjadi sosok perekat dari bertikai pada periode sebelumnya ketika Pertamina dipimpin oleh Dwi Sutjipto.

“Ternyata Dirut Pertamina yang baru tidak mampu merangkul kubu-kubu berseteru sebenarnya, bahkan mulai memihak pada salah satu kubu yang berseteru. Kalau kondisi itu tidak segera diatasi, saya khawatir perseteruan semakin meruncing, yang akan membuat kinerja Pertamina semaki jeblok,” kataya kepada Aktual.com, Rabu (16/8).

Selain itu dia tidak yakin dengan keberadaan Rini Soemarno selaku Menteri BUMN dan bertindak sebagai pemegang saham mampu melakukan harmonisasi ditengah pertikaian, pasalnya menurut Fahmy, jutru Rini Soemarno yang menyebabkan saling sikut di Pertamina.

“Saya juga tidak yakin Rini, Menteri BUMN, mampu meredakan perseteruan tersebut. Lantaran Rini lah yang memicu dan bagian perseteruan itu. Barangkali hanya Presiden yang bisa menyelesaiksn perseteruan di tubuh Pertamina,” ujarnya.

Sementara Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina, Elia Massa Manik berdalih bahwa pergantian direksi dan penambahan struktur Pertamina oleh Kementerian BUMN merupakan hal lumrah.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby