Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia melakukan longmarch menuju Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (22/5/2017). Dalam aksinya mereka meminta Kembalikan subsidi listrik 900 VA dan menolaj kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) , serta jamin keterjangkauan harga kebutuhan pokok bagi rakyat. AKTUAL/Munzir

Bogor, Aktual.com – Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan, mahasiswa memiliki peran strategis dalam menegakkan empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Mahasiswa calon pemimpin bangsa, jika jadi pejabat nanti, buatlah yang terbaik untuk bangsa ini,” kata Mahyudin dalam sosialisasi empat pilar MPR-RI di Universitas Pakuan, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/8).

Politisi Golkar tersebut mengingatkan mahasiswa untuk tidak hanya berani ketika berorasi, berdemonstrasi. Tapi ketika sudah duduk di legislatif, ikut-ikutan meminta jatah.

Ia mengatakan, cita-cita Negara Indonesia adalah mengantarkan rakyatnya ke depan pintu gerbang kemerdekaan, mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.

“Merdeka sudah, tapi berdaulat adil, dan makmur ini yang belum terlaksana,” katanya.

Menurut dia, kesenjangan antara masyarakat semakin tinggi. Padahal Indonesia sudah dilimpahi kekayaan yang amat besar, di bawah ada gas, minyak bumi, matahari bersinar setiap tahun, dan tongkat kayu jadi tanaman.

Semua kekayaan alam Indonesia tidak terolah dengan baik, walau ladang minyak banyak, tapi masih impor. Kendaraan yang dipakai mayoritas impor, termasuk air minum dikelola perusahaan asing. Air sungai dibiarkan lepas ke laut, sinar matahari tidak termanfaatkan dengan baik.

“Luar biasa bangsa ini, kalau masih ada yang miskin, negara ini salah urus. Kalau bukan salah urus, salah sistem,” katanya.

Mahyudin menjelaskan, sosialisasi empat pilar kebangsaan yang dilakukan MPR RI adalah untuk membumikan dasar-dasar negara Indonesia kepada seluruh lapisan masyarakat.

Empat pilar tersebut Pancasila sebagai idiologi bangsa, UUD 1945 sebagai konstitusi negara dan ketetapan MPR RI, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai simbol negara.

“Membumikan Pancasila tanpa penekanan dan paksaan, dengan pendekatan melalui mahasiswa, pelajar, masyarakat, tokoh masyarakat dan budayawan, semua kita masuk,” katanya.

Menurutnya, saat ini Pancasila jauh lebih membumi dari pada zaman dulu. Jika dulu ada paksaan melalui penataran P4 dan sebagainya, bahkan Pancasila digunakan sebagai politik. Orang yang tidak pancasilais dapat ditangkap.

Mahyudin mengingatkan, tiga tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini yakni korupsi yang masih terjadi, radikalisme, dan narkoba.

“Tiga tantangan ini menjadi musuh nyata kita, kita harapkan mahasiswa sebagai agen perubahan yang dapat mengokohkan empat pilar sebagai pemersatu dan juga membawa negara ini ke arah lebih baik,” kata Mahyudin.

Rektor Universitas Pakuan Dr Bibin Rubini menyebutkan, sosialisasi empat pilar MPR RI dilaksanakan untuk yang kedua kali.

Bibin menyebutkan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa menjadi tumpuan masyarakat menaruh harapan kepada perguruan tinggi dalam menegakkan keadilan, dan kedisiplinan.

“Yang terpenting dari sosialisasi 4 pilar ini adalah implementasinya, yang harus dimiliki adalah komitmen, jangan sampai jadi pemanis bibir saja,” kata Bibin.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan