Pertamina naikkan harga bahan bakar khusus. (ilustrasi/aktual.com)
Pertamina naikkan harga bahan bakar khusus. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Mantan Tim Reformasi dan Tata Kelol Migas, sekaligus Pengamat Ekonomi dan Energi dari UGM, Fahmy Radhi mengatakan penerapan BBM beroktan Euro IV pada 2018 merupakan kebijakan yang dipaksakan karena belum didukung infrastruktur produksi BBM.

Diperkirakan Upgrade kilang untuk memproduksi BBM berkualitas Euro IV baru akan tercapai diatas tahun 2020, artinya kalau Euro IV dipaksakan pada 2018, sama halnya kebijakan ini menjerat diri sendiri.

“Kebijakan Euro IV ini memang dilemah, di satu sisi kebijakan Euro IV baik bagi lingkungan. Tapi masalahnya persiapan infrastukturnya belum menunjang, kilang kita belum selesai upgrade dan mungkin baru 2020 selesai RDM,” katanya di Jakarta, ditulis Rabu (23/8).

“Saya khwatir kalau dipaksa maka semua BBM Euro IV pada 2018 nanti dipenuhi oleh impor. Dampaknya selain menjadi ladang baru pemburu rente, ini juga akan menguras devisa dan melemahkam mata uang rupiah,” ujar dia.

Oleh karena itu, dia meminta penerapan kebinakan Euro IV dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan kemampuan produksi kilang.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid