Arcandra Tahar

Jakarta, Aktual.com – Tawaran Liquefied Natural Gas (LNG) dari perusahaan Keppel Offshore & Marine asal Singapura kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan untuk kebutuhan beberapa pembangkit, sepertinya sulit direalisasikan.

Pasalnya dari hasil kalkulasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan harga impor LNG dari Singapura itu belum mampu bersaing secara ekonomi untuk menyuplai energi primer bagi beberpa pembangkit di Indonesia.

Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar menjelaskan harga yang telah ditawarkan oleh Keppel Offshore & Marine untuk transportasi dan regasifikasi sebesar USD 3,8 hingga USD 4 per MMBTU.

Sehingga jika ditambah harga hulu dengan menggunakan asumsi harga gas saat ini 11% dari harga rata-rata ICP sebesar USD 55 per barel maka harga LNG impor itu bisa lebih mahal dibanding harga gas domestik.

“Kita asumsi misalnya USD 5,7 / MMBTU tambah biaya tadi regasi dan transport. Jadi silahkan hitung sendiri berapa jadi harga gasnya. Yang jelas USD 3,8 sampai USD 4 itu belum masukan harga komoditi,” kata Arcandra saat ditemui di Kementerian ESDM, ditulis Kamis (31/8).

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 45 Tahun 2017 (Permen ESDM 45/2017) tentang Pemanfaatan Gas Bumi untuk Pembangkit Listrik, impor gas baru dibolehkan apabila tidak ada pasokan gas dari dalam negeri yang harganya di bawah 14,5% Indonesian Crude Price (ICP).

Kebijakan Impor memang diboleh menurut beleid tersebut asalkan harganya bisa lebih murah dari gas pipa maupun LNG domestik. Bila masih ada gas lokal yang di bawah 14,5% ICP maka impor tidak diizinkan.

Karenanya Anggota Komisi VII DPR, Harry Poernomo meminta pemerintah melakukan kajian secara komperhensif sebelum merealisasikan wacana tersebut.

Menurut Dia, jika memang harus impor pemerintah seharusnya bisa memanfaatkan Pertamina karena perusahaan plat merah tersebut mempunyai pengalaman dengan memiliki anak usaha yang khusus menjalankan bisnis trader gas.

“Pertamina punya trading gas dan bisa berperan tidak harus negara,” kata Harry.

Pewarta : Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs