Jakarta, Aktual.com – Korea Selatan menyatakan merencanakan pelatihan militer tambahan bersama Amerika Serikat sebagai tanggapan atas uji terbesar nuklir Korea Utara sehari sebelumnya. Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga dijadwalkan menggelar sidang pada Senin untuk membahas sanksi baru bagi Pyongyang.
Angkatan udara dan darat Korea Selatan menggelar pelatihan melibatkan penembakan peluru kendali pada Senin. Pelatihan tambahan tengah disiapkan bersama pasukan Amerika Serikat, kata kantor kepala staf gabungan dalam pernyataan tertulis.
Di sisi lain pada hari sama, kementerian lingkungan hidup Korea Selatan dikabarkan akan mengeluarkan izin layak lingkungan bagi penempatan pertahanan peluru kendali Amerika Serikat (THAAD), yang memicu persoalan.
Korea Utara mengaku menguji bom nuklir, yang bisa menjadi hulu ledak rudal antar-benua. Amerika Serikat langsung merespon dengan mengancam akan melakukan balasan militer “besar” jika merasa terancam.
“Kami tidak ingin meluluhlantakkan semua bagian negara Korea Utara. Namun sebagaimana saya katakan, kami punya banyak pilihan untuk melakukan hal itu,” kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis usai bertemu dengan Presiden Donald Trump dilansir Senin (4/9).
Trump sendiri sebelumnya sempat berjanji akan menghentikan pengembangan persenjataan nuklir dari Korea Utara. Dia mengancam akan menyerang negara itu jika wilayah Amerika Serikat terancam.
Sementara itu, tanggapan masyarakat internasional diperkirakan akan fokus soal sanksi ekonomi yang lebih besar bagi Pyongyang.
Diplomat mengatakan bahwa Dewan Keamanan tengah mempertimbangkan larangan ekspor bagi produk tekstil Korea Utara dan juga maskapai dari negara tersebut. Selain itu juga memberlakukan embargo minyak, melarang warga Korea Utara bekerja di luar negeri, dan membekukan aset sejumlah pejabat.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka