Jakarta, Aktual.com – Serangkaian aksi simpati untuk kasus pembantaian etnis Rohingya di Myanmar batal digelar di komplek Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi aksi simpati tersebut pun digeser ke sekitaran kantor Pemerintah Provinsi Jateng.
Menurut Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo pembatalan aksi tersebut merupakan hasil kesepakatan antara pihak Pemprov Jateng dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) setempat, khususnya umat Budha.
“Kemarin ada pertemuan FKUD dari umat Budha. Mereka sudah setuju (tidak aksi di Borobudur). Mereka juga sudah membuat pernyataan sikap, besok mereka akan ke kantor saya di pemprov,” terang Ganjar, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (5/9).
Gubernur usungan PDI-P ini pun berharap agar publik bisa mengerti soal pembatalan aksi simpati Rohingya di Candi Borobudur. Bukan hanya soal aspek keamanan situs Borobudur saja yang dipertimbangkan, tapi juga soal peluang munculnya isu agama di Tanah Air.
“Kata pak Kapolda, itu kan mesti jaraknya harus 500 meter dari sana. Maksud saya biar nggak ada isu keagamaan di Indonesia. Nanti kita akan menampung apa kehendak mereka yang akan menyampaikan aspirasi,” jelas dia.
Saksi kasus e-KTP ini melanjutkan, untuk advokasi baik dari segi hukum atau bantuan sosial bagi para korban biar pemerintah, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri yang mengurus. Jadi, publik tetap bisa menyampaikan aksi simpatinya dengan maksimal.
“Kita kan sudah menyalurkan, komunikatif, Menlu kan sudah pergi beri bantuan, saya pikir sudah baguslah,” pungkasnya.
Seperti diketahui, pembantaian etnis Rohingya kabarnya kembali terjadi pekan lalu. Setidaknya ada sekitar 130 orang yang dibunuh, termasuk wanita dan anak-anak. Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi pun sudah bertolak ke Myanmar guna mengadvokasi agar kejadian serupa bisa terhenti.
Laporan: M Zhacky Kusumo
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby