KPK menetapkan tiga orang tersangka yang terjaring OTT di Batu, Jawa Timur yakni Walikota Batu Eddy Rumpoko, Kepala Bagian dan Pengadaan Pemkot Batu Edi Setiawan dan Pengusaha Philip serta mengamankan Rp200 juta terkait kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa Pemkot Batu. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Operasi tangkap tangan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belakangan ini justru menuai cibiran. Cibiran itu datang dari Komisi III DPR. Pasalnya, KPK justru menjadikan OTT ini sebagai jalan penindakan pemberantasan korupsi yang cenderung nominal kecil.

“OTT itu ‘murah meriah’. Jadi, Kalau KPK hanya menggelar OTT-OTT saja sebagai festivalisasi pemberantasan korupsi, tidak bisa dihindari adanya kesan KPK mau gampangnya saja karena hanya melakukan tindakan atau operasi ‘murah meriah’,” kata Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (18/9).

OTT itu, dinilainya tidak akan memberikan efek jera. Dia pun meminta hal itu ditengok berdasarkan data selama 15 tahun KPK berdiri. “Praktik-praktik koruptif semakin marak hampir disemua lini kehidupan bangsa ini,” tambahnya.

Diakui Bambang, festivalisasi dalam kemasan OTT yang dilakukan KPK selama ini bagi masyarakat umum menjadi bukti bahwa KPK tidak pandang bulu. Terlebih, ketika KPK memanangkap Ketua MK Akil Mochtar, Hakim MK Patrialis Akbar, hingga Ketua DPD RI Irman Gusman dan hakim maupun jaksa.

“Maka seharusnya secara psikologis, kinerja KPK itu mestinya membuat siapa pun takut atau jera. Sayang, nyatanya efek jera tidak pernah muncul. Sebaliknya, oknum pemerintah dan oknum anggota parlemen terus bertambah,” ujar politikus Golkar itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Wisnu