Jakarta, Aktual.com – Lebih dari 150 juta anak-anak, atau hampir satu dari 10 di seluruh dunia, menjadi korban kerja paksa dan upaya mengurangi perkara tersebut semakin berkurang, kata kelompok anti-kerja paksa PBB pada Selasa.
Hampir setengah dari anak-anak dengan kerja paksa itu melakukan pekerjaan berbahaya dan lebih dari sepertiganya tidak bersekolah, kata laporan badan tenaga kerja PBB, Badan Perburuhan Dunia (ILO).
Meski jumlah pekerja anak-anak menurun 94 juta orang sejak 2000, angka penurunannya berkurang pada 2012 hingga 2016, kata lembaga itu.
Kemajuan terhambat itu menghalangi usaha menghentikan pemanfaatan pekerja usia anak-anak pada 2025, sebagaimana tercantum dalam rangkaian rencana dunia terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang disepakati pada 2015 untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan.
Houtan Homayounpour, spesialis teknis kerja paksa ILO yang bermarkas di Jenewa, mengatakan bahwa dunia tidak berada di jalan yang tepat untuk mengakhiri pemanfaatan pekerja anak dalam delapan tahun belakangan dengan perkiraan sekitar 121 juta anak-anak masih dimanfaatkan sebagai pekerja anak pada 2025.
“Kami perlu mengambil langkah,” katanya.
Sebanyak 152 juta anak, terdiri dari 64 juta anak perempuan dan 88 juta anak laki-laki, dimanfaatkan sebagai pekerja anak, menurut angka perkiraan ILO terkini.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby