Ambil alih Freeport. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi VI DPR, Inas Nasrullah Zubir tidak mempermasalahkan jika ada lembaga keuangan yang menawarkan diri untuk meminjamkan dana kepada BUMN melalui pemerintah Indonesia dalam rangka melakukan divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi 51 persen.

Menurut Inas hal itu merupakan tindakan wajar dalam dunia usaha, lagi pula ujarnya, sudah saatnya saham itu dikuasai oleh pemerintah melalui BUMN. Asalkan tegasnya, proses utang tersebut dilakukan secara akuntabel dan transparan.

“Itu kita dukung, yang penting transparan. Jangan pula jatuh kepada pihak swasta, nanti kongkalikong seperti dulu lagi,” ujar dia kepada Aktual.com, Rabu (20/9).

Sementara Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi menilai memang tidak sulit bagi pemerintah untuk mencari pendanaan dalam rangka divestasi tersebut, dengan cadangan pertambangan yang terkandung hingga tahun 2060, tentu merupakan sesuatu yang mengiurkan bagi lembaga keuangan untuk melakukan pembiayaan.

Terbukti baru-baru ini Deutsche Bank asal Jerman merayu Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan dan menyatakan kesediaannya meminjamkan sejumlah uang kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan divestasi saham Freeport pada pertambangan di Papua itu.

“Dengan cadangan tambang Freeport diperkirakan hingga 2060, tidak sulit bagi Indonesia untuk mendapatkan dana baik untuk divestasi 51 persen saham, maupun untuk pengeluaran Capex dan Opex dibutuhkan untuk explorasi underground minning,” katanya kepada Aktual.com, Rabu (20/9).

“Seperti ditawarkan Deutsche Bank dan sebelumnya Bank of China. Saya perkirakan banyak International Bank yang akan ngantri untuk menawarkan pendaan keperluan Freeport,” tambahnya.

Sebagaimana yang telah dikatakan, Luhut Binsar Pandjaitan telah mengungkapkan bank asal Jerman, Deutsche Bank, menawarkan diri untuk membantu Indonesia mengambil alih saham divestasi PT Freeport Indonesia.

Deutsche Bank siap membiayai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan mengakuisisi saham perusahaan tambang Amerika Serikat (AS) tersebut.

“Deutsche Bank datang niat bantu financing BUMN yang masuk ke Freeport,” kata Luhut di kantornya, Jakarta, Selasa (19/9). Namun belum diketahui besaran pembiayaan yang ditawarkan tersebut.

Sementara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno optinis proses divestasi hingga 51 persen itu dapat terselesaikan maksimal paling lambat pada Desember 2018.

Untuk mewujudkan hal itu, tidak diperlukan menunggu rampungnya proses holding sektor tambang, dia berinisiatif agar calon induk holding tambang yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), langsung melakukan divestasi.

“Sedang dalam proses (pengambilannya). Jadi, kami memang mengharapkan dan sudah mengusulkan harus selesai Desember 2018,” terangnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/9).

Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan