Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan

Jakarta, Aktual.com-Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan mengatakan bahwa postur rancangan APBN 2018 yang diajukan pemerintahan Jokowi-JK masih mencerminkan ketidakefektifan antara pendapatan dan belanja negara itu sendiri.

Hal itu menanggapi apakah pemerintah akan melakukan kembali kebijakan hutang luar negerinya dalam rangka menutup defisit yang terjadi pada APBN-P 2017.

“Pada postur RAPBN 2018, saya masih melihat sinyal ketidakefektifan itu, yaitu adanya ‘gap’ antara pendapatan dan belanja negara masih sebesar 2 persen,” kata Heri saat dihubungi, di Jakarta, Jumat (22/9).

“Di mana pendapatan sekitar 14 persen terhadap PDB (produk domestik bruto), sedangkan belanja bisa mencapai 16 persen terhadap PDB,” tambah dia.

Dengan demikian, sambung dia, seberapa mampu kemudian pemerintah mengekfektifkan belanja dan merealisasikan kebijakam tentang ‘money follow program’ yang tujuannya agar proses perencanaan dan penganggaran lebih holistik, tematik, dan terintegritas.

“Tentunya, dengan target pembangunan yang jelas; guna mengatasi ketimpangan sosial dan wilayah, masih belum berjalan dengan baik,” papar politikus Gerindra itu.

Tidak hanya itu, Heri mengungkapkan seberapa mampu terjalin koordinasi yang baik antara pemerintah pusat (kementerian/lembaga), provinsi hingga kabupaten kota.

“Sinergi ini harus terus terbangun kuat dan saling berintegrasi,” pungkasnya.

 

Pewarta : Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs