Gunung Agung (istimewa)

Karangasem, Aktual.com – Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil menjelaskan, terjadi perubahan cukup signifikan pada Gunung Agung.

“Dari satelit kan kita sudah melihat perubahan energi thermal, luas area panas. Jadi, dari situ sudah kita lihat ada perubahan signifikan sejak September 2017 dan sejalan dengan seismik yang kita alami,” papar Devy di Pos Pantau Gunung Agung, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kamis (28/9).

Saat mendeteksi kegempaan, Devy mengaku PVMBG menunggu hingga dua bulan lamanya. Selama dua bulan itu dilakukan penelitian apakah kegempaan itu bersumber dari pergerakan magma atau faktor lainnya.‎ “Setelah kita tunggu dua bulan akhirnya September pertengahan ini bukan sinyal biasa, ada tingkat magma serius. Lalu dari satelit ada hotspot di tengah kawah gunung agung,” urainya.

Pengamatan lantas dilanjutkan menggunakan citra satelit khusus yang dapat mengambil citra khusus baik foto udara maupun thermal. ‎”Setelah melihat kegempaan naik terus, maka kita naikan statusnya hingga 22 September 2017 pukul 20.30 WITA menjadi awas,” terang Devy.

Dari amatan citra satelit khusus itu juga terpantau jika di sisi timur laut ada citra panas. Bahkan, kata dia, di tengah kawah sudah muncul retakan baru. “Ukurannya diperkirakan 60-80 meter. Untuk hotspot-nya sekira 120 meter persegi. ‎Ini kan indikasi magma di bawah Gunung Agung ini makin kuat,” tutup dia.

Laporan: Bobby Andalan

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby