Klungkung, Aktual.com – Gubernur Bali, Made Mangku Pastika terus melakukan peninjauan ke pos-pos pengungsian. Setiap hari, mantan Kapolda Bali itu tak pernah absen mengunjungi pos pengungsian untuk memastikan ketersediaan segala kebutuhan pengungsi imbas status awas Gunung Agung. Di beberapa lokasi, Pastika menyebut beberapa pengungsi mulai terserang berbagai penyakit.

“Tadi saya lihat di mana itu ya, sudah ada yang diare, sesak nafas. Mungkin karena debu dan panas lalu dngin tidak jelas gitu ya,” kata Pastika, Kamis (28/9). Untuk itu, Pastika meminta kepada bupati/wali kota untuk mendata ada berapa banyak balai banjar di lokasi di mana terdapat pos-pos pengungsi.

Ke depan, Pastika berharap para pengungsi bisa dipindahkan ke balai-balai banjar.‎ “Karena kenapa, pengungsi secara berangsur-angsur harus pindah ke balai banjar. Tinggal di pengungsi ini tidak enak. Siang panas, hujan banjir. Akan ada masalah kesehatan nanti. Sekarang sih belum terlalu,” katanya.

Pada saat sama, Pastika meminta kepada warga untuk bersiap diri menerima para pengungsi di balai banjar mereka nantinya. “Kita berfikir jangka panjang. Tapi jangan tiba-tiba Dipindah sekarang, sebelum balai banjar siap. Jadi nanti kita beri bantuan mudah,” ungkapnya.

Jika pengungsi ‎sudah pindah ke balai-balai banjar, Pastika menilai akan memudahkan mendistribusikan bantuan. “Nanti kita bagi-bagi kompor itu. ‎Kita sudah mulai hitung berapa duit per kepala dibutuhkan uang lauk pauk itu. Beras ada, tidak usah beli, yang tidak ada lauk pauknya. Nanti kita serahkan ke mereka (pengungsi),” ujarnya.

Saat ini di tenda-tenda pengungsian, Pastika berharap para pengungsi hanya sampai satu bulan saja. “Maksimum 1 bulan. Tapi apakah 1 bulan selesai, belum tentu. Saya ingatkan (letusan Gunung Agung) tahun 1963 itu satu tahun. Berarti kita masak di tenda 1 tahun, kan tidak mungkin,” katanya.
Laporan Bobby Andalan, Bali

Artikel ini ditulis oleh: