Jakarta, Aktual.com – Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid mengakui jika tingkat elektabilitas partainya sedang berada dalam lampu kuning alias sedang dalam kondisi yang kurang baik. Ia menyebutkan kasus dugaan korupsi KTP elektronik yang melibatkan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, sebagai alasan di balik kondisi tersebut.
Pengakuan ini merupakan kali pertama yang diucapkan oleh Nurdin Halid dalam beberapa bulan terakhir.
“Kita lakukan evaluasi terhadap kinerja partai untuk mencari terobosan meningkatkan elektabilitas Partai Golkar karena elektabilitas Partai Golkar yang sekarang ini saya nyatakan lampu kuning,” ujar Nurdin di Jakarta, Jumat (29/9).
Sebagai perbandingan, Nurdin menyatakan jika kondisi partai berlambang pohon beringin ini jauh dibandingkan kondisi pada Pemilu 2014 lalu. Menjelang Pemilu 2014, tepatnya pada 2012, Nurdin mengatakan jika tingkat elektabilitas partainya masih berada di sekitar 20%.
Meskipun Golkar hanya mencapai 14% dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 lalu, menurut Nurdin, keadaan di atas dapat menjadi patokan bahwa perolehan Pemilu dipastikan akan lebih rendah dibandingkan dengan hasil survey.
“Nah sekarang dua digit tapi lampu kuning (Elektabilitas Golkar hanya) 10-12 (persen), katakanlah begitu. Ini dua digit tapi yang di ambang yang sangat mengkhawatirkan,” jelasnya.
“Kalau nanti aktualnya turun di 10 (persen), itu kan berarti turun satu digit, itu yang saya katakan lampu kuning,” imbuh Nurdin.
Oleh karena itu, Nurdin mengimbau kepada seluruh kader Partai Golkar di semua tingkatan untuk mencari langkah-langkah terobosan guna meningkatkan elektabilitas partai dalam rangka memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang.
“Partai Golkar di semua tingkatan harus mencari langkah-langkah terobosan untuk meningkatkan elektabilitas partai dalam rangka memenangkan pemilu,” tegas Nurdin.
Pewarta : Teuku Wildan A.
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs