Surabaya, Aktual.com-Hingga Minggu (1/10) malam, Polisi masih belum bisa menetapkan tersangka tewasnya anggota Pencak Silat SH Teratai.
Namun, hasil informasi yang diperoleh aktual.com, bentrokan pertama terjadi di sekitar Oso Wilangun sebelum terjadi bentrokan kedua.
Saat itu, rombongan PSHT yang berjumlah puluhan, berpapasan dengan sekolompok bonek yang berjumlah sekitar belasan orang.
“Boneknya itu banyak. Tapi nggak bergerombol. Yang paling depan itu ada sekitar belasan orang. Yang dari pencak silat cukup banyak.” kata Aswono, salah satu warga setempat yang sempat diancam oleh salah satu pelaku tawuran, (1/10)
Di lokasi tersebut, terjadi bentrokan. Bukan hanya seorang bonek saja yang lebam. Namun, suporter wanita (bonita) pun ada yang lebam, yang diduga akibat pemukulan.
Anggota PSHT juga marah-marah pada pengendara yang bukan suporter.
Aksi bentrokan tersebut, lanjutnya, tidak diketahui oleh bonek yang lain lantaran terhalang oleh truk kontainer yang berhenti karena macet. Tak ayal, usai bentrokan dengan barisan depan, anggota PSHT pun tidak terjadi bentrokan dengan bonek yang berada di belakang.
Puncaknya, lanjut warga yang lain, bonek yang kondisi lebam melapor ke rekan-rekannya. Dalam hitungan menit, bonek sudah berkumpul dan melakukan sweeping ke anggota PSHT. Namun, bonek tidak berhasil menemui PSHT, justru berpapasan dengan anggota polisi. Hasilnya, bonek membubarkan diri dan berkumpul di tempat lain.
Masih kata warga setempat. Anggota pencak silat memang kerap kali bentrok di lokasi tersebut. Bukan hanya pada sesama pesilat yang beda perguruan. Tetapi, kerap bertarung dengan warga karena ulahnya yang sok arogan.
“Dulu di Branjangan, (1Km dari oso wilangun) pernah bentrok. Rumah rumah warga banyak yang pecah karena diamuk anggota pencak silat. Warga pada takut semua. Itu tidak sekali. Tapi berkali – kali. Padahal yang bertarung sesama pencak silat, tapi warga kena imbas.” kata salah seorang warga setempat.
Sial bagi PSHT. Kali ini aksi mereka justru berhadapan dengan suporter Bonek (Bondo Nekat), yang sama punya massa banyak.
Sementara aksi tawuran yang melibatkan pencak silat itu juga disesalkan kasubag humas Polrestabes Surabaya, Kompol Lyli Djafar.
“Padahal seminggu kemarin polrestabes Surabaya sudah memanggil perwakilan dari beberapa perguruan pencak silat untuk menjaga keharmonisan. Karena mereka memang sering bentrok. Tapi, kok sekarang malah terlibat bentrok dengan suporter.” sesalnya.
Pewarta dan Foto : Ahmad H. Budiawan
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs
















