Badan Pusat Staitistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Agustus 2017 sebesar 129,9. Angka ini sama saja mengalami deflasi sebesar 0,07 persen. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statitistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) di September 2017 lalu sebesar 130,08 poin atau inflasi sebesar 0,13 persen. Angka inflasi ini cukup tinggi, padahal banyak pihak yang mengklaim kalau di September kembali akan deflasi seperti Agustus 2017.

Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran. Yaitu untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,21 persen; kelompok sandang cukup tinggi sebesar 0,52 persen; dan kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,16 persen.

“Sedang kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 1,03 persen; dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen, sedangkan kelompok bahan makanan mengalami penurunan sebesar 0,53 persen,” ujar Kepala BPS, Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (2/10).

Untuk IHK yang sebesar 130,08 itu, karena dari 82 kota IHK ternyata sebanyak 50 kota mengalami inflasi. Sedang sisanya sebanyak 32 kota mengalami deflasi.

“Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,59 persen dengan IHK sebesar 153,62. Inflasi terendah di Mamuju dan Depok sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 129,55 dan 128,56,” kata dia.

Adapun deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,04 persen. Dengan IHK sebesar 128,26 dan terendah terjadi di Tembilahan sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 133,95.

Dengan inflasi yang tinggi itu, kata dia, maka tingkat inflasi tahun kalender (Januari–September) 2017 sebesar 2,66 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2017 terhadap September 2016) sebesar 3,72 persen.

“Komponen inti pada September 2017 mengalami inflasi sebesar 0,35 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–September) 2017 mengalami inflasi sebesar 2,51 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (September 2017 terhadap September 2016) sebesar 3,00 persen,” ungkap Kecuk, panggilan akrabnya itu.

Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan