Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada hari ini mengalami pelemahan terdalam hingga level Ro13.600. Angka ini tercipta pada sekitar pukul 10.00-an pagi. Kondisi membuat masyarakat banyak yang panik segera melepas USD-nya dengan mendatangi banyak kantor money changer atau tempat penukaran valuta asing (valas).
Kondisi ini, menurut analis ekonomi politik, Abdulrachim Kresno, bahwa kondisi rupiah ini tidak akan mungkin stabil kalau neraca perdagangan terus defisit atau masih naik-turun.
“Apalagi kalau terjadi defisit neraca transaksi berjalan. Jadi itu harus distabilkan secara alamiah kalau mau rupiah bisa stabil. Makanya tak aneh jika hari ini banyak masyarakat yang panik ikut-ikutan jual dollar,” tegas dia kepada Aktual.com, Selasa (3/10).
Untuk itu, menurut dia, pemerintah dan regulator harus kerja keras dan bahkan harus ada koordinasi lintas sektoral.
“Bank Indonesia juga jangan hanya menggelontorkan dollar ke pasar melalui operasi pasar. Itu efeknya kecil bahkan hanya memboroskan cadangan devisa saja. Justru perkuat dong fundamental ekonominya,” dia menegaskan.
Namun begitu, kata dia, pasar juga melibat ada sentimen lain yang memengaruhi rupiah. Yaitu, ketidakpercayaan masyarakat bisnis soal terjadinya kebocoran (atau sengaja dibocorkan) surat Sri Mulyani Indrawati ke PLN.
“Hal itu ternyata kemudian dibantah oleh Dirut PLN. Dan ini menimbulkan data SMI itu salah yang dan ini merusak kredibilitas Menteri Keuangan RI. Itu jadi sentimen negatif,” katanya.
Hari ini, rupiah ditutup masih melemah dibanding penutupan kemarin. Ruoiah ditutup di posisi 13.542 atau melemah 12 poin dibanding penutupan kemarin di posisi 13.540. Namun dibanding pembukaan tadi pagi, posisi saat ini menguat. Tadi pagi rupiah dibuka di posisi merah yakni 13.574.
(Reporter: Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka